Taqabbalallahu minnaa wa minkum... "Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian"

24 Okt 2014

Tahun Baru Hijriyah

A: Aswaja
W: Wahabi

A: “Sampeyan wahabi to mas?”

W: “Emang kenapa?”

A: “Kok ndak mau ikut merayakan malam pergantian tahun baru islam?”

W: “Emang kalo ndak ikut merayakan tahun baru islam pasti wahabi ya, kalau begitu orang kafir juga wahabi dong, kamu tau ndak apa itu wahabi?”

A: "Wahabi itu yang seperti Saudi itu lho mas, mereka sangat anti dengan perayaan islam, habis itu mereka itu suka membid'ahkan amalan orang lain"


W: "Lho kan mereka mengatakan hal tersebut bukan tanpa alasan, kenapa saya tidak mau ikut merayakan tahun baru islam, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang kita untuk bertasyabuh dengan perayaan orang kafir, bukankah perayaan tahun baru islam itu bentuk penyerupaan terhadap tahun baru (masehi) orang kafir, memang benar apa yang Nabi sabdakan dahulu: Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian".

A: "Masa merayakan datangnya tahun baru islam dikatakan tasyabuh dengan tahun baru orang kafir sih mas, kan tahun baru islam ini isinya baik, diisi dengan shalat magrib berjama'ah, kemudian shalat hajat, lalu baca yasin dan shalawat, terus diselingi dengan ceramah agama, tidak ada toh acaranya mengadakan pesta kembang api dan meniup terompet"

W: "Memang betul isinya serba islami, tapi perayaan tahun baru islam itu kan terinspirasi dengan perayaan tahun baru masehi, seandainya perayaan tersebut memang baik menurut islam, lalu kenapa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabat tidak mendahului kita merayakannya, apakah kita lebih alim daripada mereka. Kita beragama ini harusnya mengikuti para salaf bukan mengikuti para kyai !" 

A: "Bener juga ya mas, lalu baiknya seperti apa kita dalam menyambut tahun baru islam?"
W: "Ya kayaknya biasa aja deh ya, tidak usah ghuluw dalam menyambut tahun baru hijriyah,
tidak ada shalat hajat, tidak ada baca yasin dan shalawat, juga tidak ada do'a khusus pisah sambut tahun baru hijriyah, coba kamu liat nanti orang-orang yang hadir diacara tersebut, kalau urusan shalat berjama'ah mereka malas, tapi kalau urusan perut mereka rajin hadir keacara tersebut".

A: "Kok saya jadi baru sadar ya mas, ternyata islam itu mudah, yang bikin repot itu kita sendiri"

W: "Syukurlah kalau kamu sudah paham, dalam beribadah itu kita cukup menjalankan perintah dan menjauhi larangan, tidak perlu kita repot-repot membikin ibadah baru, itu sama halnya kita mau menandingi Allah dalam hal membuat syari'at".

A: "Ya udah, syukron ya mas atas nasihatnya, mulai sekarang saya akan beribadah hanya berdasarkan dalil yang jelas keshahihannya".

Dialog ini hanya sekedar untuk memahamkan saudara kita yang masih bergelut dengan acara bid'ah, dan tentu saja dialog ini tidak akan pernah terjadi, karena jarang-jarang ada orang yang dikasih nasehat langsung menerima dengan lapang dada. (AR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright 2010@All Rights Reserved By Abu Rumaisha
a
h
s
i
a
m
u
R
u
b
A