Taqabbalallahu minnaa wa minkum... "Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian"

9 Des 2012

Permasalahan Khilafiyah Tidak Perlu Diingkari, Benarkah?

Sebagian orang beralasan, kalau ada masalah khilaf yang ada perselisihan para ulama, maka tidak perlu diingkari. Biarkanlah, biar umat Islam bersatu. Biar orang kafir pun tahu bahwa umat Islam tidak terpecah belah.

Pernyataan bahwa masalah khilafiyah tidak perlu diingkari tidaklah tepat. Yang tepat kita katakan,
لا إنكار في مسائل الاجتهاد
Tidak ada pengingkaran dalam masalah ijtihadiyah

Karena masalah khilafiyah sebenarnya ada dua macam:
  1. Masalah yang sudah ada nash (dalil tegas) dari Al Qur’an, hadits dan tidak bisa ditentang, juga terdapat pendukung dari ijma’ (kesepakatan para ulama). Jika dalam masalah ini ada orang yang berpendapat keliru yang datang belakangan dan menyelisihi ijma’ atau menyelisihi qiyas jalii, maka masalah semacam ini boleh diingkari karena menyelisihi dalil.

25 Nov 2012

Pemahaman Shahabat radhiallahu 'anhu

Dinegeri ini apa sih yg ga ada, semuanya pasti ada dari aliran liberal sampe yg menganut warisan jahiliyah juga ada. Dan yg anehnya orang yg melakukan penyimpangan tsb juga mengaku islam. Tapi islam yg bagaimana yg mereka anut, apakah islam KTP, ataukah islam warna warni yg bermanhaj disini senang disana senang, walaupun yg mereka amalkan tsb bersumber dari agama lain (haulan misalnya), pokoknya asal cocok (metode; cok gali cok) dgn akal & hawa nafsu mereka.

Namun ketika mereka ditanya, amalan kami juga sesuai dgn Al-Qur'an & Sunnah, lantas kenapa masih terdapat penyimpangan, bahkan mereka mengaku mengikuti para salaf juga, salaf yg mana dulu mas, salaf banyak, Abu Jahal, Abu Lahab jg termasuk salaf mas, maka itu hati2 dlm mengikuti sesuatu tanpa ada rujukannya.

Sekarang kita pake logika aja boleh kan mas, ente klo sehabis ke dokter pasti dikasih resep toh mas, habis itu ente tebus tuh resep, ga mungkin toh ente atau tukang jual obat bahwa obat klo sakit ini...yg ini nih obatnya, udah itu klo sakit itu...yg itu tuh obatnya. Klo cuman mengira-ngira sprti itu mah ana yakin sakitnya ga sembuh-sembuh, malah tambah parah.

21 Nov 2012

Bermadzhab Syafi’i, Berakidah Asy’ari

Suatu ketika penulis membaca sebuah kitab fikih syafi’i bertajuk Nihayatuz Zain fi Irsyadil Mubtadi’in syarh Qurratil ‘Ain bi Muhimmatid Din lil Malibari. Ketika membaca muqaddimah pensyarah, penulis dikejutkan dengan sebuah pernyataan yang mengganjil di hati. Pernyataan itu adalah sebagai berikut:
          أَمَّا بَعْدُ، فَيَقُوْلُ العَبْدُ الْفَقِيْرُ الْرَّاجِي مِنْ رَبِّهِ الْخَبِيْرُ غَفَرَ الْذُّنُوْبَ وَ الْتَّقْصِيْرَ، مُحَمَّدُ نَوَوِيُّ ابْنُ عُمَرَ الْتَّنَارْيُّ بَلَداً، اَلْأَشْعَرِيَّ إِعْتِقَاداً، اَلْشَّافِعِيَّ مَذْهَباً…

“Adapun selanjutnya, berkata hamba yang membutuhkan lagi mengharapkan dari Robb-nya agar Dia mengampuni dosa-dosa serta kecerobohannya, Muhammad Nawawi bin ‘Umar At Tanari negerinya, Al Asy’ari akidahnya, dan Asy Syafi’i madzhab fikihnya…” (Nihayatuz Zain, hal. 5)

15 Nov 2012

Shirathal Mustaqim, Petunjuk Jalan yang Lurus

Dalam surat Al Fatihah yang kita baca setiap shalat, terkandung permohonan doa kepada Allah Ta’ala agar kita senantiasa diberi hidayah di atas shiratal mustaqim, yaitu tatkala kita membaca firman Allah :
اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ  
(Ya Allah). Tunjukilah kami jalan yang lurus (shiratal mustaqim), yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat “ (Al Fatihah:6-7).

Sungguh saudaraku, nikmat berada di atas shiratal mustaqim adalah nikmat yang agung bagi seorang hamba.

Mencela Shahabat ?

Tanya : Saya telah beberapa kali membaca buku, internet, atau yang lainnya yang menyebutkan Syi’ah mencela beberapa shahabat yang utama seperti Abu Bakar, ’Umar, ’Utsman, dan yang lainnya. Bahkan sebagian diantara mereka malah mengkafirkannya. Bagaimana sebenarnya Islam melihat hal ini ?

Jawab : Allah ta’ala berfirman :
وَالسّابِقُونَ الأوّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالّذِينَ اتّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدّ لَهُمْ جَنّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَآ أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridla kepada mereka dan mereka pun ridla kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar” (QS. At-Taubah : 100).

11 Nov 2012

Menanam Pohon di Kuburan Meringankan Siksa?

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَبْرَيْنِ فَقَالَ إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu , beliau berkata, “Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam melewati dua buah kuburan, lalu beliau bersabda, ‘Sungguh keduanya sedang disiksa, mereka disiksa bukan karena perkara besar (dalam pandangan keduanya). Salah satu dari dua orang ini, (semasa hidupnya) tidak menjaga diri dari  kencing, sedangkan yang satunya lagi, dia keliling menebar namimah.’ Kemudian beliau mengambil pelepah basah, beliau belah jadi dua, lalu beliau tancapkan di atas masing-masing kubur satu potong. Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kenapa engkau melakukan ini ?’ Beliau menjawab, ‘Semoga mereka diringankan siksaannya selama keduanya belum kering.” 

Keanehan2 Penikmat Syirik & Bid'ah

Dulu waktu ane masih kecil, tidak sedikit teman2 ane yg make kalung ato gelang dari benang hitam, kata ortunya sih biar ga diganggu makhluk halus, emangnya jin takut ame tuh benang, tp emang bener sih jin ga bakal ganggu, kata jin ngapain gue ganggu temen sndiri kan sama2 sesatnya.

Ada juga pas makan kue, kebiasaan temen ane itu ga mau ngehabisin tuh kue, ditinggal sedikit trus dibuang, trus ane tanya katanya buat datu, kata ane datu siapa, kata ortu ku sih buat datu aja, kata ane datu apaan, paling datu semut tuh yg makan, kira2 ditempat ente ky gitu juga ya, sebab tiap daerah beda2 tradisinya.

Trus ada juga nih yg aneh2 dr penikmat bid'ah, pas kalo lg nguburin mayyit biasa adzan dulu, kaya mau shalat aja ya, tp ktika ditanya mana dalilnya ga bisa nunjukin, ada lg yg ga kalah gilanya nih (mohon ma'af), pas udah dikubur tuh mayyit diajarin cara jawab soal malaikat, kaya ujian aja ye, soalnya bocor duluan, yg gilanya tuh mayyit diajarin tentang soal siapa Tuhanmu,

6 Nov 2012

Empat Golongan Penyebab Hilangnya Islam

Al-Imaam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata :

وقال محمد بن الفضل الصوفي الزاهد ذهاب الاسلام على يدي اربعة اصناف من الناس صنف لا يعملون بما يعلمون وصنف يعملون بما لا يعلمون وصنف لا يعملون ولا يعلمون وصنف يمنعون الناس من التعلم قلت الصنف الاول من له علم بلا عمل فهو اضر شيء على العامة فإنه حجة لهم في كل نقيصة ومنحسة والصنف الثاني العابد الجاهل فإن الناس يحسنون الظن به لعبادته وصلاحه فيقتدون به على جهله وهذان الصنفان هما اللذان ذكرهما بعض السلف في قوله احذروا فتنة العالم الفاجر والعابد الجاهل فإن فتنتهما فتنة لكل مفتون فان الناس إنما يقتدون بعلمائهم وعبادهم فإذا كان العلماء فجرة والعباد جهلة عمت المصيبة بهما وعظمت الفتنة على الخاصة والعامة والصنف الثالث الذين لا علم لهم ولا عملوإنما هم كالانعام السائمة والصنف الرابع نواب ابليس في الارض وهم الذي يثبطون الناس عن طلب العلم والتفقه في الدين فهؤلاء اضر عليهم من شياطين الجن فانهم يحولون بين القلوب وبين هدى الله وطريقه فهؤلاء الاربعة اصناف هم الذين ذكرهم هذا العارف رحمة الله عليه وهؤلاء كلهم على شفا جرف هار وعلى سبيل الهلكة وما يلقى العالم الداعي الى الله ورسوله ما يلقاه من الاذى والمحاربة الا على ايديهم والله يستعمل من يشاء في سخطه كما يستعمل من يحب في مرضاته إنه بعباده خبير بصير ولا ينكشف سر هذه الطوائف وطريقتهم إلا بالعلم فعاد الخير بحذافيره الى العلم وموجبه والشر بحذافيره الى الجهل وموجبه

19 Okt 2012

Agar “Mengingkari Kemungkaran” Tidak Menjadi Kemungkaran

Tidak ragu lagi bahwa mengingkari kemungkaran merupakan kewajiban agama dan ibadah yang sangat utama. Namun, harus diketahui bahwa pengingkaran memiliki etika dan kaidah yang telah diajarkan oleh Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena beliau adalah seorang yang paling mengerti tentang metode dakwah yang terbaik. Mungkinkah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada umatnya tata cara buang air besar, lalu melupakan untuk mengajarkan mereka tata cara inkarul munkar?!!

17 Okt 2012

Hukum Seputar Shaff dalam Shalat Berjama'ah

Menyusun shaff
Hadits dari Abu Mas’ud, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam diriwayatkan bahwa beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
لِيَلِنِيْ مِنْكُمْ أُولُو الْأَحْلامِ وَالنُّهَى ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Hendaklah yang ada di belakangku (shaf pertama bagian tengah belakang imam) adalah kalangan orang dewasa yang berilmu.  Kemudian diikuti oleh mereka yang lebih rendah keilmuannya.  Kemudian diikuti lagi oleh kalangan yang lebih rendah keilmuannya” [HR. Muslim no. 432].
Hadits ini mengandung faedah bahwa menyusun shaf sesuai dengan urutan keutamaan di belakang imam.  Hendaknya di belakang imam adalah orang-orang yang lebih faqih di bidang agama dan lebih bagus hafalan/bacaannya dalam Al-Qur’an dibandingkan yang lain; sebagaimana imam dipilih berdasarkan yang demikian[1]. Hal tersebut mengandung hikmah bahwa bila sewaktu-waktu imam lupa/salah dalam bacaan Al-Qur’an, makmum dapat mengingatkannya.  Atau sewaktu-waktu imam ada udzur syar’i (misal batal, sakit, dan lain-lain) sehingga imam tidak bisa meneruskan shalatnya, maka orang yang di belakangnyalah yang akan maju menggantikan dan meneruskan imam sebelumnya memimpin shalat berjama’ah.[2]

14 Okt 2012

Dialog Dengan Quburiyyun

Suatu malam di kuburan…

Ikhwan: “Lho…koq kita malah kemari?”

Quburiyyun: “Iya…mampir sebentar. Ada sedikit keperluan?”

Ikhwan: “Ada keperluan apa di kuburan malam2 begini?…”

Quburiyyun: “Besok kita kan mau pergi safar mendaki gunung, jadi kita perlu ziarah kemari.”

Ikhwan: “Memang apa hubungannya pergi safar dengan ziarah kubur?”

Quburiyyun: “Ya ada, Supaya kepergian kita nanti lebih selamat & dimudahkan Allah.”

Ikhwan: “Wah tidak boleh itu. Kalau ingin selamat & dimudahkan kenapa tidak berdoa langsung kepada Allah? Kenapa harus ada acara ziarah kubur?”

Quburiyyun: “Ziarah kubur itu dianjurkan dalam Islam, banyak dalilnya. Jangan seperti Wahhabi yg melarang ziarah kubur.”

9 Okt 2012

Membangun Kubur adalah Larangan Nabi, Bukan Larangan Wahabi

Jaabir bin ‘Abdillah radliyallaahu ‘anhu berkata :
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ، وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ، وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah melarang kubur untuk dikapur, diduduki, dan dibangun sesuatu di atasnya”.
Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim no. 970, Abu Daawud no. 3225, At-Tirmidziy no. 1052, An-Nasaa’iy no. 2027-2028 dan dalam Al-Kubraa 2/463 no. 2166, ‘Abdurrazzaaq 3/504 no. 6488, Ahmad 3/295, ‘Abd bin Humaid 2/161 no. 1073, Ibnu Maajah no. 1562, Ibnu Hibbaan no. 3163-3165, Al-Haakim 1/370, Abu Nu’aim dalam Al-Musnad Al-Mustakhraj ‘alaa Shahiih Muslim no. 2173-2174, Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 3/410 & 4/4, Ath-Thayaalisiy 3/341 no. 1905, Ath-Thabaraaniy dalam Asy-Syaamiyyiin 3/191 no. 2057 dan dalam Al-Ausath 6/121 no. 5983 & 8/207 8413, Abu Bakr Asy-Syaafi’iy dalam Al-Fawaaaid no. 860, Abu Bakr Al-‘Anbariy dalam Hadiits-nya no. 68, Ath-Thahawiy dalam Syarh Ma’aanil-Aatsaar 1/515-516 no. 2945-2946, dan yang lainnya.

3 Okt 2012

Arti Salaf menurut bahasa dan Istilah

Arti Salaf Menurut Bahasa
Salafa Yaslufu Salfan artinya madla (telah berlalu). Dari arti tersebut kita dapati kalimat Al Qoum As Sallaafyaitu orang – orang yang terdahulu. Salafur Rajuli artinya bapak moyangnya. Bentuk jamaknya Aslaaf danSullaaf.
Dari sini pula kalimat As Sulfah artinya makanan yang didahulukan oleh seorang sebelum ghadza’ (makan siang). As salaf juga, yang mendahuimu dari kalangan bapak moyangmu serta kerabatmu yang usia dan kedudukannya di atas kamu. Bentuk tunggalnya adalah Saalif. Firman allah Ta’ala
فَجَعَلْنَاهُمْ سَلَفًا وَمَثَلًا لِّلْآخِرِينَ
“dan kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian” (Az Zukhruf :56)

14 Sep 2012

Dimanakah Allah ? – Ini Jawaban Al-Imaam Maalik bin Anas rahimahullah

Permasalahan ‘dimanakah Allah’ adalah permasalahan krusial yang di jaman dulu para imam kita dari kalangan salaf mudah menjawabnya dengan jawaban sederhana, namun menjadi susah oleh generasi setelahnya. Generasi khalaf, terutama yang berafiliasi dengan kelompok Asyaa’irah, membuat aneka jawaban yang susah untuk dimengerti, mempersulit diri sendiri. Dulu, ketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada seorang budak wanita ‘dimanakah Allah’, dengan mudah dijawab : ‘Di atas langit’. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam pun membenarkannya.[1] 

Tidak terkecuali Imam Daaril-Hijrah, Maalik bin Anas rahimahullah. Beliau pun – sebagaimana salaf beliau dari kalangan shahabat dan taabi’iin – menjawab dengan jawaban yang mudah, ringkas, dan jelas. Berikut riwayatnya :
حدثني أبي رحمه الله حدثنا سريج بن النعمان حدثنا عبدالله بن نافع قال كان مالك بن أنس يقول الايمان قول وعمل ويقول كلم الله موسى وقال مالك الله في السماء وعلمه في كل مكان لا يخلو منه شيء

10 Sep 2012

Pelawak atau Penda'wah ?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka,
lisan mereka lebih manis dari gula namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan). Allah berfirman, “Apakah dengan-Ku (kasih dan kesempatan yang Kuberikan) kalian tertipu ataukah kalian berani kepada-Ku. Demi Diriku, Aku bersumpah. Aku akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka) sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.” 
(HR. Tirmidzi)

9 Sep 2012

Ruh Seorang Mukmin

Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita tentang ruh orang mukmin yang akan meninggal dunia dan ruh orang kafir yang akan meninggal dunia.
Jika seorang mukmin akan meninggal, malaikat-malaikat turun dari langit kepadanya dengan membawa kain kafan dari surga serta membawa wewangian dari surga. Lantas para malaikat itu duduk di sekeliling orang mukmin yang akan meninggal tadi.
Para malaikat duduk mengelilingi sang mukmin sepanjang mata memandang (saking banyaknya malaikat itu). Menyusul kemudian, datanglah Malaikat Maut duduk di dekat kepala sanga mukmin. Malaikat Maut berkata, “Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya.”

2 Sep 2012

Pernyataan Kufur Tokoh-Tokoh Islam Liberal

Berikut ini adalah petikan dari ucapan beberapa tokoh Islam Liberal di Indonesia disertai referensi yang cukup jelas untuk menjamin otentisitasnya. Saya berusaha memberikan jawaban seobjektif dan sesederhana mungkin dengan cara yang dapat dipahami setiap orang. Hanya kepada Allah-lah kami berlindung dari godaan syetan dari golongan jin dan manusia yang terkutuk.

“Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar.” (Ulil Abshar Abdalla, dari majalah GATRA, 21 Desember 2002).

Pertanyaan pertama yang harus diajukan adalah : Apakah Ulil sudah pernah melakukan studi perbandingan agama sebelumnya? Jika ya, agama-agama apa sajakah yang sudah diperbandingkannya? Selain itu, sebagai manusia yang intelek, seharusnya ia tidak membuat klaim begitu saja, melainkan memberikan bukti-bukti yang konkrit.

28 Agu 2012

Benarkah Kaum Syiah Mencintai Ahlul Bait? (Bukti-Bukti Pengkhianatan Kaum Syi’ah terhadap Ahlul Bait)

Kaum Syi’ah menyangka bahwa mereka berloyalitas kepada Ahli Bait (keluarga) Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan mencintai Ahlul Bait. Mereka juga menyangka bahwa madzhab mereka diambil dari ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan Ahlul Bait dan dibangun di atas pendapat-pendapat dan riwayat-riwayat dari Ahlul Bait. Karena alasan kecintaan kepada Ahlul Bait, kaum Syi’ah mengafirkan para shahabat yang dianggap menzhalimi dan melanggar kehormatan Ahlul Bait. Inilah keyakinan yang tertanam pada akal-akal kaum Syi’ah.
Benarkah kaum Syi’ah mencintai Ahlul Bait?
Mari kita melihat bagaimana sebenarnya kecintaan kaum Syi’ah kepada Ahlul Bait dan bagaimana sikap Ahlul Bait itu sendiri terhadap kaum Syi’ah.

21 Agu 2012

Waktu Minimal I’tikaaf

Para ulama berselisih pendapat dalam permasalahan ini, yang secara ringkas terbagi menjadi dua pendapat. Jumhur ulama dari kalangan Hanafiyyah, Maalikiyyah, dan Syaafi’iyyah berpendapat bahwa i’tikaf sah walau hanya dilakukan sebentar saja, sesuai kadar i’tikaaf itu sendiri. Beberapa dalil yang dipakai dalam pendapat ini antara lain :
Firman Allah ta’ala :
وَلا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
“(Tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu ber-i`tikaf dalam mesjid” [QS. Al-Baqarah : 187].


Sisi pendalilannya adalah : Allah ta’ala menyebutkan secara mutlak i’tikaaf tanpa membatasi waktu ataupun kadarnya.
عن بن جريج قال سمعت عطاء يخبر عن يعلى بن أمية قال إني لأمكث في المسجد الساعة وما أمكث الا لأعتكف
Dari Ibnu Juraij, ia berkata : Aku mendengar ‘Athaa’ mengkhabaran dari Ya’laa bin Umayyah, ia berkata : “Sesungguhnya aku benar-benar akan tinggal di masjid sesaat/satu jam saja. Dan tidaklah aku tinggal di dalamnya kecuali untuk ber-i’tikaaf” [Diriwayatkan oleh ‘Abdurazzaaq no. 8006; sanadnya shahih].

20 Agu 2012

Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Disunnahkan mengiringi puasa Ramadlan dengan puasa enam hari di bulan Syawal dan itu sebanding dengan puasa selama setahun.
Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshari radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ صاَمَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالَ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ.
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadlan, lalu ia mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti puasa selama setahun”.[1]

Dari Tsauban radliyallaahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ فَذَلِكَ تَمَامُ السَّنَةِ.
”Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadlan maka puasa sebulan itu sama dengan sepuluh bulan; dan dengan puasa enam hari setelah berbuka (‘Iedul-Fithri), maka ia melengkapi puasa setahun”.[2]
Al-Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam Syarh Muslim (3/238) :
قال العلماء: وإنما كان ذلك كصيام الدهر لأن الحسنة بعشر أمثالها فرمضان بعشرة أشهر والستة بشهرين، وقد جاء هذا

12 Agu 2012

Ziarah Kubur Sesuai Sunnah

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Dahulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur, (kini) berziarahlah, agar ziarah kubur itu mengingatkanmu berbuat kebajikan." (HR Al-Ahmad, hadits shahih)
Di antara yang perlu diperhatikan dalam ziarah kubur adalah:
  1. Ketika masuk, sunnah menyampaikan salam kepada mereka yang telah meninggal dunia. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengajarkan kepada para sahabat agar ketika masuk kuburan membaca,

    "Semoga keselamatan dicurahkan atasmu wahai para penghuni kubur, dari orang-orang yang beriman dan orang-orang Islam. Dan kami, jika Allah menghendaki, akan menyusulmu. Aku memohon kepada Allah agar memberikan keselamatan kepada kami dan kamu sekalian (dari siksa)." (HR Muslim)

Fatwa Kafirnya Syiah

Pendapat Tentang Kekafiran Syiah
Yang berpendapat bahwa Syi'ah itu kafir adalah para Imam-Imam Besar Islam, seperti: Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Bukhari dan lain-lain. Berikut ini kata-kata dari fatwa para Imam dan Ulama Islam mengenai golongan Rafidhah yang disebut dengan Itsna Asy'ariyah dan Ja'fariyah.

Pernyataan pada Makalah-makalah Para Ulama Terkenal dan pada Buku-buku Induk Mereka.

Akan dimulai dengan mengutarakan fatwa Imam Malik, kemudian Imam Ahmad, lalu Imam Bukhari. Selanjutnya saya akan utarakan fatwa Imam-imam yang lain sesuai dengan masa hidup mereka. Saya memilih fatwa para imam yang besar, atau para ulama yang hidup semasa dengan golongan Rafidhah (Syi'ah) yang tinggal dalam satu negeri atau dari kitab-kitab mereka dan dari ulama Islam yang mempelajari madzhab mereka.

9 Agu 2012

Mengkritisi Kisah Kedatangan Badui ke Kubur Nabi

Kisah kedatangan Arab Badui ke kubur nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangatlah populer di telinga kita. Kisah ini banyak dijadikan oleh sebagian kalangan sebagai dalil untuk melegalkan praktek meminta do’a kepada para wali, meskipun jasad mereka telah dikubur. Melalui artikel ini, Syaikh Ali Hasyisy memaparkan keabsahan kisah ini dan patutkah dijadikan dalil untuk hal tersebut.
Redaksi Kisah

Diriwayatkan dari Abu Harb Al Hilali, dia berkata,

حج أعرابي فلما جاء إلى باب مسجد رسول اللَّه صلى الله عليه وسلم أناخ راحلته فعقلها ثم دخل المسجد حتى أتى القبر ووقف بحذاء وجه رسول اللَّه صلى الله عليه وسلم فقال: السلام عليك يا رسول الله، ثم سلم على أبي بكر وعمر ثم أقبل على رسول الله ، فقال : بأبي أنت وأمي يا رسول الله ، جئتك مثقلاً بالذنوب والخطايا مستشفعًا بك على ربك لأنه قال في محكم كتابه: ولو أنهم إذ ظلموا أنفسهم جاءوك فاستغفروا الله واستغفر لهم الرسول لوجدوا الله توابا رحيما {النساء : 64} . وقد جئت بأبي أنت وأمي مثقلاً بالذنوب والخطايا أستشفع بك على ربك أن يغفر لي ذنوبي وأن تشفع فيَّ ثم أقبل في عرض الناس وهو يقول :
يا خيرَ مَنْ دُفِنَتْ في الأرضِ أَعْظُمُهُ
فطابَ مِن طِيبِهِ القَاعُ والأَكَمُ
نفسي الفداءُ لقبرٍ أنتَ ساكِنُهُ
فيه العفافُ وفيه الجودُ والكرمُ

8 Agu 2012

Memahami ‘Bid’ah Hasanah’ Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa

Ibnu Abi Syaibah rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنِ الْجُرَيْرِيِّ، عَنِ الْحَكَمِ بْنِ الْأَعْرَجِ، قَالَ: سَأَلْتُ ابْنَ عُمَرَ عَنْ صَلَاةِ الضُّحَى، وَهُوَ مُسْنِدٌ ظَهْرَهُ إِلَى حُجْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: بِدْعَةٌ، وَنِعْمَتِ الْبِدْعَةُ ! "
Telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Ulayyah, dari Al-Jurairiy, dari Al-Hakam bin Al-A’raj, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Ibnu ‘Umar tentang shalat Dluhaa, yang ketika itu punggungnya bersandar pada kamar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Ia menjawab : “Bid’ah, dan itu adalah sebaik-baik bid’ah” [Al-Mushannaf, 2/405 no. 7859].
Sanad riwayat ini shahih, semua perawinya tsiqaat. Ibnu ‘Ulayyah termasuk perawi yang mendengar riwayat dari Al-Jurairiy sebelum ikhtilaath-nya [lihat : Al-Mukhtalithiin oleh Al-‘Alaaiy (bersama komentar muhaqqiq-nya), hal. 37-38 no. 16, tahqiq : Raf’at bin Fauziy & ‘Aliy bin ‘Abdil-Baasith; Maktabah Al-Khaanijiy, Kairo].

7 Agu 2012

Sifat Dua Tangan Allah

[Abul-Hasan Al-Asy’ariy rahimahullah berkata : ]
وأن له يدين بلا كيف كما قال : { خَلَقْتُ بِيَدَيَّ } [ سورة ص ، الآية : 75 ] .
وكما قال : { بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ } [ سورة المائدة ، الآية : 64 ] .
“Bahwasannya Allah mempunyai dua tangan tanpa perlu ditanyakan bagaimananya (kaifiyah-nya), sebagaimana firman-Nya : ‘Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku’, dan juga sebagaimana firman-Nya : ‘Akan tetapi kedua tangan-Nya terbuka”.


Makna Bahasa :
[بلا كيف] : Tanpa menggambarkan bagaimananya secara spesifik bagi sifat Allah tersebut.
Penjelasan :
Penetapan sifat dua tangan terdapat dalam beberapa tempat dalam Kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dalil dari Kitabullah, telah disebutkan muallif (Abul-Hasan Al-Asy’ariy) sebagian di antaranya. Adapun dalil dari sunnah, Al-Bukhariy rahimahullah telah memuatnya dalam kitab Shahih-nya, bab : qaulullaahu ta’ala : limaa khalaqtu bi-yadaiy (Bab : Firman Allah ta’ala : ‘kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku’), yang merupakan bagian dari Kitaab At-Tauhiid.

5 Agu 2012

Tarian Sufi Di Bawah Naungan Syari’at

Tarian, selain merupakan budaya orang Keraton, juga merupakan budaya orang-orang Shufiy[1]. Dalam hal taste seni geraknya, orang-orang Shufiy tidak kalah dengan para maestro tari Indonesia seperti : Didik Nini Thowok, Enoch Atmadibrata, Mimi Rasinah, Indrawati Lukman, Gusmiati Suid, dan yang lainnya. Meski mempunyai beberapa kesamaan, tentu saja ada perbedaannya. Bagi Didik Nini Thowok cs., menari dan menciptakan tari mereka lakukan dengan alasan hobi, menjaga warisan budaya, dan pekerjaan; sedangkan orang Shufiy melakukannya dengan alasan ibadah. Dikarenakan alasan tersebut, tentu orang-orang Shufiy punya dalil yang tersimpan di saku mereka, satu hal yang tidak dipunyai Didik Nini Thowok cs. ‘Sayangnya’, ketika hari Tari Sedunia tanggal 29 April 2012 tempo hari, orang-orang Shufiy tidak bergabung dengan orang-orang ISI (Institut Seni Indonesia) di Solo untuk unjuk kebolehan di depan publik.


Anyway,.... artikel kecil ini tidak akan membahas lebih lanjut tentang tarian, karena saya pribadi (sangat) tidak suka dan tidak pandai untuk menari. Artikel ini hanyalah akan menyinggung dalil orang Shufiy yang katanya bisa dipakai sebagai dasar legalisasi praktek tarian mereka.

1 Agu 2012

Takhrij Doa Berbuka Puasa : Dzahabadh-Dhama-u…..dst.

Al-Imaam Abu Daawud rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى أَبُو مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ أَخْبَرَنِي الْحُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ يَعْنِي ابْنَ سَالِمٍ الْمُقَفَّعَ قَالَ رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقْبِضُ عَلَى لِحْيَتِهِ فَيَقْطَعُ مَا زَادَ عَلَى الْكَفِّ وَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad bin Yahyaa Abu Muhammad : Telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin Al-Hasan : Telah mengkhabarkan kepadaku Al-Husain bin Waaqid : Telah menceritakan kepada kami Marwaan – yaitu Ibnu Saalim Al-Muqaffa’ - , ia berkata : Aku pernah melihat Ibnu ‘Umar menggenggam jenggotnya dan memotong selebih dari (genggaman) telapak tangannya, lalu berkata : “Adalah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila berbuka puasa berdoa : ‘(Dzahabazh-zhoma-u wab-talatil-‘uruuqu wa tsabatal-ajru insya Allooh) Rasa haus telah pergi dan urat-urat telah terbasahi serta telah ditetapkan pahala insya Allah [As-Sunan, hal. no. 2357].

Mereka Menyelisihi Ahlussunnah Wal Jama’ah

Mereka menjadikan penyelisihan mereka terhadapa Ahlussunnah yaitu orang-orang yang berada di atas tuntutunan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya sebagai sumber kebahagiaan, sehingga  apa saja yang dikerjakan oleh Ahlussunnah maka mereka akan tinggalkan, (dan sebaliknya) jika (Ahlussunnah) meninggalkan sesuatu maka mereka mengerjakannya dengannya mereka keluar dari Agama secara garis besar, sesungguhnya syaithan telah menggoda dan menuntun mereka , dan mereka mengklaim bahawa penyelisihan ini merupakan alamat bahwa mereka adalah Firqoh An-Najiyyah(kelompok yang selamat). [Lihat Ramadhatul Jannaat 6/306]
Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda : “Al-Firqoh An-Najiyah(kelompok yang selamat itu adalah Sawadul A’dzom(kelompok terbesar) dan apa yang aku dan para shahabatku berada diatasnya”.[1]

28 Jul 2012

‘Aliy bin Abi Thaalib dan ‘Abdullah bin Saba’

Ibnu Abi Khaitsamah rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا عَمْرِو بْنِ مَرْزُوقٍ، قَالَ: أنا شُعْبَةُ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: مَا لِي وَلِهَذَا الْحَمِيتِ الأَسْوَدِ، يَعْنِي: عَبْدَ اللَّهِ بْنَ سَبَإٍ، وَكَانَ يَقَعُ فِي أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ.
Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Marzuuq, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Syu’bah, dari Salamah bin Kuhail, dari Zaid bin Wahb, ia berkata : Telah berkata ‘Aliy (bin Abi Thaalib) : “Apa urusanku dengan orang hitam jelek ini – yaitu ‘Abdullah bin Saba’ - . Dia biasa mencela Abu Bakar dan ’Umar” [At-Taariikhno. 4358].
Sanad riwayat ini shahih.
Berikut keterangan para perawinya :
a.     ’Amru bin Marzuuq Al-Baahiliy, Abu ’Utsmaan Al-Bashriy; seorang yang tsiqahfaadlil, namun mempunyai beberapa keraguan. Dipakai Al-Bukhaariy dalam Shahih-nya. Wafat tahun 244 H [At-Taqriib, hal. 745 no. 5145].

26 Jul 2012

Imsak-Imsak….. Saatnya Berhenti Makan !!

Begitulah yang sering kita dengar 10-15 menit sebelum adzan Shubuh berkumandang….. Tidak lupa diiringi kentongan, sirine, atau peringatan-peringatan semisal yang disuarakan lewat speaker masjid. Katanya, jika waktu imsak telah datang kita sudah tidak diperbolehkan lagi makan dan minum karena termasuk waktu makruh – dan bahkan sebagian lain mengatakan waktu yang haram (untuk makan dan minum).


Di bawah ini akan disajikan tulisan ringan yang berisi beberapa hadits/atsar serta penjelasan ulama yang berkaitan dengan imsak puasa untuk mendudukkan perbuatan tersebut dalam syari’at Islam.

عَنْ انس بْنِ مَالِكٍ عَنْ زيْد بْن ثَابِتٍ رَضَي الله عَنْهُمَا قال: تَسَحَّرْنَا مَع رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم ثُمَّ قَامَ إلى الصَّلاةِ.
قال أنس: قُلْتُ لِزيْدٍ : كَمْ كَانَ بَيْنَ الأذَانِ وَالسُّحُورِ؟ قال: قَدْرُ خَمْسِينَ آيةٍ .

SHAHIH Hadits Shalat Tarawih 23 Rakaat, Tinjauan Ilmu Hadits dan Fiqih

SHALAT tarawih adalah bagian dari shalat nafilah atau sunnat(tathawwu’). Mengerjakannya disunnahkan secara berjama’ah pada bulan Ramadhan, dan sunnah muakkadah. Disebut tarawih, karena setiap selesai dari empat rakaat, para jama’ah duduk untuk istirahat. Tarawiih itu artinya mengambil rehat.
Diriwayatkan bahwa Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘Anha ditanya: “Bagaimana shalat Rasul pada bulan Ramadhan?”
Nabi Shallallahu ‘alahi Wasallam telah melaksanakan dan memimpin shalat tarawih. Bahkan beliau menjelaskan fadhilahnya, dan menyetujui jama’ah tarawih yang dipimpin oleh sahabat Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu ‘Anhu.

23 Jul 2012

Cara Menentukan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal

Ketetapan Syari’at Islam dalam Cara Penentuan Ramadhan Penentuan awal dan akhir Ramadhan

Penulis: Al Ustadz Alfian

dilakukan dengan dua cara – tidak ada yang ketiga –

1. Ru’yatul Hilal

2. Ikmal (menggenapkan) bulan Sya’ban menjadi 30 hari. Ini dilakukan apabila tidak berhasil melakukan ru’yatul hilal, baik karena mendung ataupun karena faktor-faktor lainnya.

a Ar-Ru`yah : artinya melihat atau mengamati dengan menggunakan mata atau penglihatan.
b Al-Hilâl : Bulan sabit yang paling awal terlihat pada permulaan bulan (asy-syahr).

Kenapa dinamakan Al-Hilâl?

- Al-Hilâl berasal dari kata ( هَلَّ – أَهَلَّ) halla, ahalla artinya : “tampak atau terlihat.” Dinamakan demikian, karena merupakan bentuk Bulan Sabit yang pertama kali tampak pada awal bulan.

18 Jul 2012

Shalat di Masjid yang Ada Kubur

Di beberapa daerah di negeri kita, beberapa masjid nampak bersandingan dengan kuburan. Ada yang kuburnya berada di arah kiblat, di belakang masjid atau di samping masjid. Kubur tersebut bisa berada di dalam masjid, bisa jadi untuk diagungkan, bisa jadi pula sebagai wasiat dari pemilik tanah yang mewakafkan tanahnya untuk masjid, di samping ada yang punya tujuan agar si mayit dalam kubur terus didoakan oleh orang-orang yang berkunjung di masjid tersebut. Padahal adanya kuburan di masjid semacam ini adalah wasilah untuk mengagungkan kubur, akan mengarah pada menggantungkan hati pada mayit dan jalan menuju kesyirikan.

Larangan Shalat di Kubur


Seluruh tempat di muka bumi ini bisa dijadikan tempat untuk shalat, itulah asalnya.

14 Jul 2012

Kesalahan Seputar Kuburan

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Berikut beberapa kesalahan seputar kubur yang sejak dahulu muncul dan tetap laris manis hingga saat ini. Pembahasan ini kami terjemahkan dari Majmu’ Al Fatawa Abul Abbas Ahmad bin Abdul Halim Al Haroni rahimahullah. Semoga bermanfaat.

[Membaca Al Qur’an di Sisi Kubur]

Adapun membaca Al Qur’an terus menerus di sisi kubur, maka ini tidaklah pernah dikenal oleh para ulama salaf.

Para ulama pun berselisih pendapat mengenai masalah membaca Al Qur’an di kuburan. Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad (menurut kebanyakan pendapat dari beliau) melarang hal ini. Namun, Imam Ahmad memberikan keringanan dalam masalah ini dalam pendapat beliau yang terakhir. 

12 Jul 2012

Ketinggian Allah ta’ala di Atas Semua Makhluk-Nya

Allah ta’ala berfirman :
يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)” [QS. An-Nahl : 50].
تَعْرُجُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun” [QS. Al-Ma’aarij : 4].


Ayat ini merupakan salah satu dalil yang bahwa Allah ta’ala berada di atas makhluk-Nya secara hakiki. Dijelaskan lagi di ayat lain :
أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الأَرْضَ
“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu” [QS. Al-Mulk : 16].
Al-Baihaqiy rahimahullah berkata tentang ayat ini :
وَقَدْ ذَكَرْنَا أَنَّ مَعْنَاهُ: مَنْ فَوْقِ السَّمَاءِ عَلَى الْعَرْشِ، كَمَا قَالَ: فَسِيحُوا فِي الأَرْضِ أَيْ: فَوْقَ الأَرْضِ،
“Dan kami telah menyebutkan bahwa maknanya : Allah yang berada di atas langit di atas ‘Arsy, sebagaimana firman-Nya : ‘Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi (fil-ardli)’ (QS. At-Taubah : 2), yaitu : fauqal-ardli (di atas permukaan bumi)...” [Al-Asmaa’ wash-Shifaat oleh Al-Baihaqiy, 2/334, tahqiq : ‘Abdullah Al-Haasyidiy; Maktabah As-Suwaadiy].
Berikut ini akan saya bawakan beberapa atsar dari para shahabat dan ulama setelahnya yang menjelaskan ketinggian Allah di atas makhluk-Nya, dan Ia di atas langit-langit-Nya lagi beristiwaa’ di atas ‘Arsy-Nya.
Copyright 2010@All Rights Reserved By Abu Rumaisha
a
h
s
i
a
m
u
R
u
b
A