Dinegeri ini apa sih
yg ga ada, semuanya pasti ada dari aliran liberal sampe yg menganut warisan
jahiliyah juga ada. Dan yg anehnya orang yg melakukan penyimpangan tsb juga
mengaku islam. Tapi islam yg bagaimana yg mereka anut, apakah islam KTP,
ataukah islam warna warni yg bermanhaj disini senang disana senang, walaupun yg
mereka amalkan tsb bersumber dari agama lain (haulan misalnya), pokoknya asal cocok (metode; cok gali cok) dgn akal & hawa
nafsu mereka.
Namun ketika mereka ditanya, amalan kami juga
sesuai dgn Al-Qur'an & Sunnah, lantas kenapa masih terdapat penyimpangan,
bahkan mereka mengaku mengikuti para salaf juga, salaf yg mana dulu mas, salaf
banyak, Abu Jahal, Abu Lahab jg termasuk salaf mas, maka itu hati2 dlm
mengikuti sesuatu tanpa ada rujukannya.
Sekarang kita pake logika aja boleh kan mas, ente
klo sehabis ke dokter pasti dikasih resep toh mas, habis itu ente tebus tuh
resep, ga mungkin toh ente atau tukang jual obat bahwa obat klo sakit ini...yg
ini nih obatnya, udah itu klo sakit itu...yg itu tuh obatnya. Klo cuman
mengira-ngira sprti itu mah ana yakin sakitnya ga sembuh-sembuh, malah tambah
parah.
Nah seperti itulah mas agama, amal ibadah yg kita
kerjakan harus sesuai dalil, klo ga ada dalil ngapain kita cape2 ngerjakan toh
ga ada pahalanya. Seperti halnya yasinan tiap malam jum'at, si mas berdalil dgn
perasaan, kan baik drpd main domino, masa baca qur'an dilarang, Eeiittzz jgn
sewot dulu mas, bukannya kita melarang baca Qur'an, tp yg kita persoalkan tsb
ada ga dalilnya tiap malam jum'at harus baca yasin, bukankah hal tsb merupakan
pengkhususan, apalgi bacanya secara berjama'ah, bukankah adab terhadap Al
Qur'an, apabila kalian dibacakan Qur'an maka dengarkanlah, trus klo dibacanya
keroyokan lantas siapa yg denger mas, artis aja klo lagi konser kalian bisa
diem, apakah artis lebih mulia dari Al Qur'an. Lagian acara yasinan tsb bentuk
penyelisihan thdp syari'at, bukannya malam jum'at & siangnya disunnahkan
baca Al Kahfi mas.
Oleh karenanya klo berdalil "kami juga
berpegang kepada Al Qur'an & Sunnah". Itu saja tdk cukup mas, masih
ada tambahannya, yakni berpegang teguh dgn Al Qur'an & Sunnah sesuai dgn
pemahaman para Shahabat (Salafus Shalih). Insha Allah klo mengikuti pemahaman
para Shahabat tdk akan ada lagi ada penyimpangan dlm beragama.
Pertanyaannya, kenapa sich harus mengikuti para
Shahabat dlm memahami Al Qur'an & Sunnah, bukan malah mengikuti pemahaman
kyai atau habib, jawabnya Shahabat Nabi adalah generasi terbaik, mereka
menyaksikan turunnya wahyu & juga sudah dipuji Alloh Ta'ala dlm firman-Nya;
"Dan orang-orang yg terdahulu lagi yg
pertama-tama (masuk islam) diantara orang-orang Muhajirin & Anshor &
orang-orang yg mengikuti mereka dengan baik, Alloh ridho terhadap mereka &
mereka pun ridho terhadap Allah". (QS At-Taubah:100)
Juga sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam; "Wajib atas kalian berpegang
teguh dengan sunnahku & sunnah Khulafaur
Rasyidin yg mendapatkan petunjuk sesudahku. Gigitlah erat-erat dengan gigi
geraham kalian, & berhati-hatilah kalian dalam perkara yg baru (dalam hal
agama) karena setiap hal yg baru dalam agama adalah sesat". (HR Ahmad,
Tirmidzi, & Ibnu Majah)
Maka setelah kita mengetahui wajibnya berpegang
teguh dgn Al Qur'an & Sunnah sesuai pemahaman Shahabat, tidaklah layak bagi
kita untuk mendahului mereka dlm hal ibadah, apabila kita temukan suatu
peribadatan yg tdk ada contohnya di zaman ini, maka kita kembalikan kpd
Shahabat, apakah mereka mengerjakannya, sungguh sangat mudah agama ini, klo tdk
ada contohnya maka tinggalkanlah walaupun mayoritas orang melakukannya..
Semoga kita selalu dimudahkan oleh Allah Ta'ala dlm
memahami agama ini & beribadah sesuai dengan Al-Qur’an, Sunnah, &
pemahaman para Sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar