Taqabbalallahu minnaa wa minkum... "Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian"

6 Mei 2014

Perayaan Isra' Mi'raj

Disuatu Malam…
Ayah: “Ade ayo tidur, udah hampir jam 10 nih, besok kan kamu ada ujian akhir semester (UAS), ayah sebentar lagi juga mau tidur (menyuruh anaknya yang duduk dibangku SD)”
Anak: “Tidak bisa tidur ayah, tadi udah coba rebahan, tapi tidak bisa, padahal mata sudah ngantuk”
Ayah: “Kenapa jadi sampai tidak bisa tidur, mikiran ujian besok ya”
Anak: “Ade tidak sedang mikirin ujian besok yah, tapi ada suara berisik dimasjid itu, bisingnya persis kaya konser si raja dangdut”
Ayah: “Sabarlah nak, bukan hanya ade saja yang merasa terganggu, apa yang ade rasakan juga menimpa ayah, bahkan tetangga yang lain”
Anak: “Memangnya ada acara apa sih yah dimasjid itu, kok berisik banget (khususnya pas acara maulid habsy)

Ayah: “Biasa nak, acara tahunan, perayaan Isra’ Mi’raj”
Anak: “Kenapa sih yah harus dirayakan seperti itu, bukannya dalam islam hanya ada 2 perayaan (ied)”
Ayah: “Itulah nak yang dinamakan bid’ah, perayaan seperti itu adalah perayaan illegal, iblis la’natullah sangat cinta dengan pelakunya, apalagi mereka berbuat hal yang tidak pantas dirumah Allah, seperti menabuh rebana, membaca sya’ir-sya’ir yang berbau syirik, belum lagi perayaan seperti itu mengganggu ketenangan orang lain, apalagi acaranya sampai tengah malam”
Anak: “Kalo perayaan Isra’ Mi’raj termasuk bid’ah, lalu kenapa mereka bersemangat mengerjakannya, siapakah yang menyuruh mereka merayakannya ayah?”
Ayah: “Ayah juga heran nak, perkara yang justru jelas-jelas ada perintahnya mereka malah malas-malasan untuk mengerjakannya, sedang yang tidak ada perintahnya (bid’ah) mereka malah berlomba-lomba. Adapun hakikat dari peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut adalah diturunkannya pensyari’atan shalat 5 waktu, Allah dan Rasul-Nya tidak menyuruh untuk memperingati peristiwa tersebut, tetapi menyuruh umat islam agar menjalankan syari’at shalat, minimal 17 raka’at dalam sehari semalam. Anehnya lagi, diantara jama’ah yang ikut merayakan Isra’ Mi’raj tersebut shalatnya masih ada yang bolong-bolong”
Anak: “Benar ayah (memotong penjelasan sang ayah), malahan pas shalat isya berjama’ah tadi, jama’ah yang hadir hanya 1 shaf, namun ketika perayaan dimulai jama’ah berbondong-bondong menuju masjid. Sekarang saya jadi paham ayah, kenapa pelaku bid’ah itu lebih dicintai iblis, diantara sebabnya adalah karena mereka gandrung dengan ibadah yang tidak pernah disyari’atkan dan mereka merasa telah berbuat keta’atan setelah mengerjakannya, sedangkan ibadah yang diperintahkan mereka malas-malasan.
Oh ya tadi ayah belum menjawab soal siapakah sebenarnya yang menyuruh memperingati perayaan tersebut, ayah tadi kan bilang Allah dan Rasul-Nya tidak pernah memasukannya kedalam syari’at islam”
Ayah: “Tidak jelas siapa yang pertama kali mempelopori perayaan tersebut, namun yang jelas dibalik perayaan seperti itu ada indikasi dijadikannya ladang bisnis bagi mereka yang terlibat diacara tersebut. Bayangkan kalau satu bulan berapa banyak undangan untuk mengisi perayaan tersebut, niscaya para kyai, ustadz dan tim terbang (maulid habsy)akan merogoh kocek yang banyak dari honor perayaan tersebut. Makanya para kyai begitu getol bela-belain acara seperti itu. Karena mereka (kyai) sadar betul ladang dakwah mereka selama ini direbut da’i-da’i yang sering nongkrong dilayar televisi, dikarenakan tak laku lagi para kyai sekarang banyak yang terjun kekancah politik untuk mencari peruntungan baru”
Anak: “Heehe, satu pertanyaan lagi ayah, bukannya Allah itu Maha Mendengar, lantas kenapa mereka dalam beribadah mesti teriak-teriak, sebenarnya kepada Tuhan mana sih ibadah mereka ditujukan ayah”
Ayah: “Ayah juga bingung dengan Tuhan mereka, yang jelas Tuhan mereka tidak berada diatas langit, beda dengan Tuhan kita nak, kita tidak bingung dimana keberadaan Tuhan kita, karena Al-Qur’an dan Al-Hadits sudah menjelaskannya. Anehnya ketika mereka merayakan Isra’ Mi’raj tiap tahunnya, namun dilain pihak mereka mengingkari Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap Rabbnya ke atas langit”
Anak: “Kalau mereka mengingkari Allah diatas langit, berarti dalam peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut Rasul kita cuman blusukan (melihat tanda-tanda kekuasaan Allah) doang dong ayah (sambil bercanda)”
Ayah: “Hhmmmm… bisa aja kamu nak, sebenarnya mereka lebih percaya dengan pendapat kelompok sesat Jahmiyyah nak, daripada dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sudahlah nak, mending kita tidur, ntar besok kamu kesiangan bangunnya”
Anak: “Baiklah ayah”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright 2010@All Rights Reserved By Abu Rumaisha
a
h
s
i
a
m
u
R
u
b
A