Dialog dibawah ini
diperankan oleh 2 orang teman karib, namun berbeda keyakinan, yg satu fanatik
terhadap agamanya (Hindu) Made, yg satu lagi fanatik terhadap golongannya
(Aswaja) Dodi & pemeran pembantu diperankan oleh ikhwan (Ahlus Sunnah)
Saat santai disebuah kantin....
Dodi : (sambil ngopi) Eh coy, kita ini kan berteman
sudah lama, akrab lagi, boleh dong sebagai teman baik ane ngasih ajakan.
Made : Oh tentu, apa sih yg ngga dari kamu.
Dodi : Gini coy, selama ini kan kita saling toleran
terhadap keyakinan masing2, kamu memandang islam itu seperti apa sih.
Made : Ya baguuus, bagi saya islam itu sama seperti
agama saya, menyuruh yg baik2. Walaupun ada sebagian oknumnya yg merusak citra
islam itu sendiri, seperti terorisme.
Dodi : Nah kalau kamu sudah tau, boleh dong aku
ngajak kamu memeluk islam (dengan penuh harap), agar kita bisa sama2 beribadah.
Made : Apaaa !!! (dengan nada emosi), ngga salah
tuh, bukannya kamu yg pantas aku ajak ke agama aku (Hindu).
Dodi : Oh sorry lah yaw, agama kami (islam) adalah
agama satu2nya yg diakui oleh Allah, dalilnya ada dikitab suci kami.
Made : Hehh sombong banget (dengan nada
merendahkan), kamu aja ngga pede dengan ajaran & syari'at agama kamu
sendiri, kok malah ngajakin aku.
Dodi : Maksud lho ngga PD apanya???
Made : Dalam hal syari'at kamu sering menyelisihi
perintah & larangan Nabi kamu, malah suka membuat bentuk peribadatan baru,
bukankah itu artinya kamu tidak cinta dengan Nabi kamu. Kemudian dalam hal
sunnah, kamu & temen2 sering melecehkan saudara kamu sesama muslim, seperti
jenggot, celana cingkrang, yg perempuannya menutup aurat dengan benar, malahan
orang yg rajin sujud kalian hina dengan dahi gosong.
Dodi : Hhmm... Tau dari mana kamu??? (dengan
santainya).
Made : Ya taulah, wong aku juga berteman dengan
akun FB Abu Rumaisha, kalo dia bikin status aku pasti membacanya, & aku
liat temen2 kamu banyak mencelanya.
Dodi : Ooh dia itu islamnya beda dengan islamnya
saya, dia itu wahabi!!!
Made : Tapi katanya wahabi yg kamu tuduhkan itu
juga mengikuti ajarannya Nabi kalian, wahabi yg kalian tuduhkan itu tidak
membawa ajaran baru, tidak seperti kyai kalian yg suka membuat ajaran baru, aku
tau banyak kok dari Abu Rumaisha.
Dodi : (Nampaknya si Made ini sudah terpengaruh
ajaran wahabi nih; 'dalam hati').
Wah hati2 kamu dengan Abu Rumaisha itu, dia suka
usil dengan amalan orang.
Made : Tapi kalau amalan yg kalian menyimpang masa
dia ngga boleh meluruskan, itu namanya nasehat bukannya mencela.
Dodi : Gini aja deh, sebenarnya kamu mau ngga
dengan tawaran aku tadi, tapi aku ngga maksa lho.
Made : Kan sudah kubilang, aku ngga mau, perlu kamu
ketahui agama kami itu paling susah untuk diajak masuk islam lho, karena kami
pikir ibadah yg kalian lakukan itu juga ada pada agama kami, seperti tahlilan,
mandi hamil 7 bulan, naruh sesaji, bakar menyan dll. Malahan kata mantan
pendeta kami yg sekarang memeluk islam, ibadah yg kalian lakukan selama ini
dalilnya ada pada kitab kami.
Kalau istilah bahasa kasarnya kalian itu telah
membajak syari'atnya kami lalu kalian islamikan dengan dibumbui bacaan Qur'an
& dzikir.
Dodi : Amalan boleh sama tapi Tuhannya beda
coy....!!!
Made : Heeh (dengan nada merendahkan), ngomong
Tuhan lagi, emang Tuhan kamu itu ada di mana sih??? Katanya ada dimana2 ya,
trus tidak berwujud tidak bertempat, & tanpa arah, kalau itu mah sifatnya
angin.
Dodi : Oh bukan gitu coy, Tuhan kami itu tidak
berwujud & bertempat artinya kami tidak ingin menyamakan Tuhan kami itu
seperti makhluk.
Made : Tuh kan, kamu aja ngga percaya dengan kitab
suci & hadits Nabi kalian, bukannya dalil2 tentang keberadaan & sifat
Tuhan kamu itu sudah dijelaskan, kalian aja yg salah mentaqwilkan. Lagian kalau
kamu enggan menyamakan sifat Tuhan kamu dengan makhluk, lalu kenapa kalian
berdo'anya butuh perantara, sama orang mati lagi, bukannya Tuhan kamu itu Maha
Dekat & Maha Mendengar. Berarti kamu sendiri tidak yakin dengan Tuhan kamu,
gimana mau ngajak aku masuk islam.
Dodi : (wah kayanya si Made ini tau banyak, ini
gara2 si Abu Rumaisha nih). Wah tau apa kamu tentang itu (kehabisan kata2).
Made : Belum lagi kalian itu kalau beribadah suka
bikin ribut.
Dodi : Ah fitnah itu, mana buktinya???
Made : Fitnah apanya, faktanya kalau kalian
berdzikir dengan suara keras pake mik lagi, katanya Tuhan kamu itu Maha
Mendengar & Maha Dekat, bukannya hanya adzan yg boleh dengan suara nyaring
itu. Trus apalagi kalau ada acara B'Day nya Nabi kalian, anak istri saya sampai
ngga bisa tidur.
Dodi : Kalau itu mah syi'ar islam.
Made : Emangnya syi'ar islam itu harus mengganggu
ketenangan orang lain ya, coba kalian lihat di masjidnya wahabi mana ada ibadah
yg bising seperti itu. Kalau mau jujur, syi'ar islam itu dengan mencontoh apa
yg telah Nabi kamu ajarkan, ikuti sunnahnya, shalat berjama'ah di Masjid.
Dodi : Dasar wahabi lho (akhirnya tidak bisa juga
menahan emosi yg telah memuncak).
Lalu tiba2 datang seorang ikhwan ikut bergabung....
Ikhwan : Wah dasar lho akh masa orang kafir di
katakan wahabi juga.
Made : Iya tuh, gara2 aku ngga mau diajak masuk
islamnya versi aswaja.
Ikhwan : Bener begitu akh???.
Dodi : Iya, kan bagus!!!
Ikhwan : Bagus sih bagus, tapi kamu ngga boleh
maksa seperti itu dong, agama islam ini tanpa paksaan, lagian kamu ngajakin dia
masuk islam punya modal apa. Memangnya si Made ini kalau sudah masuk islam kamu
suruh ngadain acara selametan kematian, trus kalau istrinya hamil kamu suruh
mandi 7 bulanan, trus kalau anaknya sakit kamu suruh make gelang dari benang
hitam, kalau disuruh gituan mah dia sudah duluan ngerjakan dari zaman nenek
moyangnya, wong syari'atnya mereka kok. Pantesan dia ngga mau masuk islam,
karena dia pikir islam itu sama dengan agama hindu, padahal bertolak belakang.
Dodi : Ya udah kalau begitu (sambil berlalu)
Made : Woii makannya belum di bayar nih...!!!
Ikhwan : Udah biar ane saja yg bayarin...
Made : Wah baik banget kamu, padahal dikatain
wahabi juga.
Ikhwan : Biarin, yg penting tugas kami menyampaikan
islam yg benar, sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,
hidayah milik Allah kok.
Sekian
(Mohon ma'af kalau ada kesamaan nama, cerita diatas
hanya rekaan saja, nyimaknya harus dengan bimbingan ustadz )
Abu Rumaisha - Banjarmasin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar