27 Des 2010
Kajian: Dampak Buruk Perbuatan Maksiat Terhadap Individu dan Masyarakat
Kajian Islam Ilmiyyah
Insya Allah bersama al-Ustadz Abu Qatadah dari Tasikmalaya
(Mudir Pondok Pesantren Ihya us-Sunnah)
Tema: Dampak Buruk Perbuatan Maksiat Terhadap Individu dan Masyarakat
Waktu: Ahad 2 Januari 2011, jam 07-09
Tempat: Majelis Taklim Arrahmat, Jl. A.Yani KM. 6 No. 5 Banjarmasin
CP: 0511 7685544 / 0511 7544445
22 Des 2010
Dauroh “Bahaya Sihir dan Perdukunan”
Hadirilah dengan Mengharap Ridho Alloh Ta’ala
Kajian Islam Ilmiyyah
Insya Alloh bersama Al-Ustadz Ahmad Khodim dari Malang Jawa Timur
Tema : BAHAYA SIHIR DAN PERDUKUNAN
Tempat : Ponpes Al-Manshuroh Banjarbaru
Jl. Kawamara no.3 rt.04 rw.02 Komplek Adhi Upaya Landasan Ulin Banjarbaru
Waktu :
#Sesi ke-1 : Sabtu Ba’da Shubuh (pkl 06.00 sd 08.00 Wita), 19 Muharrom 1432H / 25 Desember 2010M
#Sesi ke-2 : Sabtu pkl 09.00 sd 11.00 Wita, 19 Muharrom 1432H / 25 Desember 2010M
#Sesi ke-3 : Malam Ahad Ba’da ‘Isya, 20 Muharrom 1432H / 25 Desember 2010M
#Sesi ke-4 : Ahad, pukul 11.00 sd 12.00, 20 Muharrom 1432H / 26 Desember 2010M
#Sesi ke-5 : Malam Senin Ba’da ‘Isya (pkl 20.00 sd 22.00 Wita), 21 Muharrom 1432H / 26 Desember 2010M
Kajian Umum: Berkiblat Kepada Ulama
Ahad 20 Muharrom 1432H / 26 Desember 2010M
Tempat: Majelis Taklim Arrahmat, Jl. A. Yani KM. 6 Banjarmasin
Untuk lebih lengkapnya silakan lihat di pamflet.
Demikian, jazaakumullaahu khairan...
Kajian Islam Ilmiyyah
Insya Alloh bersama Al-Ustadz Ahmad Khodim dari Malang Jawa Timur
Tema : BAHAYA SIHIR DAN PERDUKUNAN
Tempat : Ponpes Al-Manshuroh Banjarbaru
Jl. Kawamara no.3 rt.04 rw.02 Komplek Adhi Upaya Landasan Ulin Banjarbaru
Waktu :
#Sesi ke-1 : Sabtu Ba’da Shubuh (pkl 06.00 sd 08.00 Wita), 19 Muharrom 1432H / 25 Desember 2010M
#Sesi ke-2 : Sabtu pkl 09.00 sd 11.00 Wita, 19 Muharrom 1432H / 25 Desember 2010M
#Sesi ke-3 : Malam Ahad Ba’da ‘Isya, 20 Muharrom 1432H / 25 Desember 2010M
#Sesi ke-4 : Ahad, pukul 11.00 sd 12.00, 20 Muharrom 1432H / 26 Desember 2010M
#Sesi ke-5 : Malam Senin Ba’da ‘Isya (pkl 20.00 sd 22.00 Wita), 21 Muharrom 1432H / 26 Desember 2010M
Kajian Umum: Berkiblat Kepada Ulama
Ahad 20 Muharrom 1432H / 26 Desember 2010M
Tempat: Majelis Taklim Arrahmat, Jl. A. Yani KM. 6 Banjarmasin
Untuk lebih lengkapnya silakan lihat di pamflet.
Demikian, jazaakumullaahu khairan...
19 Des 2010
Kesyirikan dalam Burdah Al-Bushiri
Studi Kritis Burdah Al-Bushiri
oleh:

Pengantar
Bagi sebagian kalangan warga Indonesia, “Burdah Al-Bushiri” bukanlah hal yang asing, lantaran buku itu kerap dibaca dalam acara-acara tertentu secara bersama dan bergilir dari rumah ke rumah pada setiap bulan, minggu, bahkan oleh sebagian orang dibaca setiap hari di rumahnya bersifat individual.
Di kampung Arab Bondowoso diceritakan, bahwa acara pembacaan Burdah bersama tersebut merupakan warisan turun-temurun dari masyarakat kampung Arab, dan telah mengalami regenerasi yang cukup panjang yaitu sebelum tahun 1970-an, artinya sudah berlangsung kurang lebih selama 34 tahun. (Majalah Cahaya Nabawi No. 33 Th. III Sya’ban 1426 H hal. 56)
Kesyirikan dalam Burdah Al-Bushiri
Studi Kritis Burdah Al-Bushiri
oleh:

Pengantar
Bagi sebagian kalangan warga Indonesia, “Burdah Al-Bushiri” bukanlah hal yang asing, lantaran buku itu kerap dibaca dalam acara-acara tertentu secara bersama dan bergilir dari rumah ke rumah pada setiap bulan, minggu, bahkan oleh sebagian orang dibaca setiap hari di rumahnya bersifat individual.
Di kampung Arab Bondowoso diceritakan, bahwa acara pembacaan Burdah bersama tersebut merupakan warisan turun-temurun dari masyarakat kampung Arab, dan telah mengalami regenerasi yang cukup panjang yaitu sebelum tahun 1970-an, artinya sudah berlangsung kurang lebih selama 34 tahun. (Majalah Cahaya Nabawi No. 33 Th. III Sya’ban 1426 H hal. 56)
16 Des 2010
Perselisihan Diantara Ahlus Sunnah
Oleh: Ustadz Abu Salma Al-Atsary
Fenomena berpecahbelahnya ahlus sunnah adalah suatu hal yang sangat memprihatinkan. Hal ini merupakan janji dari Syaithan tatkala ia tidak mampu dan berputus asa menyeret ahlus sunnah keluar murtad dari Islam, maka syaithan pun melancarkan serangan dengan memporakporandakan barisan ahlus sunnah.
Sungguh, fenomena ini adalah realita yang tak terperikan. Antara satu dengan lainnya saling menghujat dan mencela, bahkan sampai menvonis bid’ah, fajir dan fasik, tidak terkecuali nuansa takfir juga turut membayangi.
Ini semua tidak lepas dari beberapa hal, diantaranya :
Ini semua tidak lepas dari beberapa hal, diantaranya :
- Semangat yang meluap tanpa dilandasi ilmu yang memadai
- Jahil terhadap ta’shil atau masalah yang mendasar
- Fanatisme buta (ta’ashshub) dan taqdis (mensucikan) person tertentu yang dimuliakan, sehingga seakan-akan menyelisihi ucapannya adalah suatu penyimpangan
- Hasad, dengki dan penyakit hati
12 Des 2010
Siapakah WAHABI ???
Al Ustadz Ruwaifi’ Bin Sulaimi Lc.
Selubung Makar di Balik Julukan Wahhabi
Di negeri kita bahkan hampir di seluruh dunia Islam, ada sebuah fenomena ‘timpang’ dan penilaian ‘miring’ terhadap dakwah tauhid yang dilakukan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi An-Najdi rahimahullahu [1]. Julukan Wahhabi pun dimunculkan, tak lain tujuannya adalah untuk menjauhkan umat darinya. Dari manakah julukan itu? Siapa pelopornya? Dan apa rahasia di balik itu semua …?
Para pembaca, dakwah Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab merupakan dakwah pembaharuan terhadap agama umat manusia. Pembaharuan, dari syirik menuju tauhid dan dari bid’ah menuju As-Sunnah. Demikianlah misi para pembaharu sejati dari masa ke masa, yang menapak titian jalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya. Fenomena ini membuat gelisah musuh-musuh Islam, sehingga berbagai macam cara pun ditempuh demi hancurnya dakwah tauhid yang diemban Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya.
27 Nov 2010
Enam Syarat Agar Sebuah Ibadah Dikatakan Sesuai Sunnah
Kata orang Ini zaman bebas, semua orang bebas berpendapat, bebas melakukan apa yang dia ingin lakukan, tidak boleh ada yang menghalangi selama tidak menganggu orang lain….
Ada benarnya , ada tidaknya, memang benar semua orang bebas melakukan apa saja… karena dia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, inilah yang disebut hak asasi. Selama dia tidak menganggu orang lain, selama dia siap menanggung resikonya maka tidak boleh ada yang protes.. begitulah katanya..
Begitu juga dalam permasalahan agama, tidak boleh saling menyalahkan dan saling menghujat, kalau ada yang bilang menvonis sesat, ini bid’ah.. maka orang itu yang dianggap telah melanggar hak kebebasan berpendapat, dan telah melanggar hak-hak kemanusiaan…
Anehnya, kalau untuk urusan pribadi , urusan organisasi dan urusan partai maka kita boleh marah..boleh saling menghujat, boleh saling menyalahkan … bahkan saling menyerang,..
Boleh menyalahkan orang lain utnuk urusan dunia tapi tidak boleh menyalahkan orang lain untuk urusan akherat, aneh ??
23 Nov 2010
Ahh... Itukan Cuma Sunnah (Tidak Ada Masalah Sepele Dalam Agama Ini)
Dalam masalah penerapan sunnah sering dilontarkan syubhat-syubhat dari ahlul bid’ah yang menyebabkan umat enggan dan tidak bersemangat untuk mengamalkannya. Di antaranya syubhat-syubhat yang dipropagandakan oleh para politikus yang berbaju da’i. Mereka selalu meremehkan masalah fiqih dan hukum-hukum syari’at dan menganggapnya sebagai perkara remeh dan sepele. Mereka menganggap pelajaran-pelajaran seperti tauhid uluhiyah, fiqih syari’ah dan lain-lainnya sebagai kulit (qusyur) dan bukan inti (lubab) dari ajaran agama ini. Atau mereka menganggapnya sebagai furu’ (cabang) dan bukan perkara ushul (pokok).
17 Nov 2010
Orang Syi’ah Bodoh terhadap Agamanya Semenjak Jaman Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
Ini adalah sebuah potongan sebuah hadits yang panjang dari perkataan Al-Baaqir, salah seorang imam Syi’ah, dalam kitab Al-Kaafiy. Telah berkata Al-Kulainiy :
مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ يَحْيَى عَنْ عِيسَى بْنِ السَّرِيِّ أَبِي الْيَسَعِ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ (عليه السلام) : .........وَ كَانَتِ الشِّيعَةُ قَبْلَ أَنْ يَكُونَ أَبُو جَعْفَرٍ وَ هُمْ لَا يَعْرِفُونَ مَنَاسِكَ حَجِّهِمْ وَ حَلَالَهُمْ وَ حَرَامَهُمْ حَتَّى كَانَ أَبُو جَعْفَرٍ فَفَتَحَ لَهُمْ وَ بَيَّنَ لَهُمْ مَنَاسِكَ حَجِّهِمْ وَ حَلَالَهُمْ وَ حَرَامَهُمْ ......
Muhammad bin Yahyaa, dari Ahmad bin Muhammad bin Shafwaan bin Yahyaa, dari ‘Iisaa bin As-Sarriy Abul-Yasa’, dari Abu ‘Abdillah (‘alaihis-salaam), (ia berkata) : “……Dan (keadaan) Syi’ah sebelum ada Abu Ja’far, mereka tidak mengetahui tata cara manasik haji mereka, perkara halal dan haram mereka, hingga kemudian Abu Ja’far membukakan bagi mereka (ilmu) dan menjelaskan kepada mereka tentang manasik haji mereka serta perkara halal dan haram mereka…..” [Al-Kaafiy, 2/19-20
14 Nov 2010
DUKUN DAN CIRI-CIRINYA
Perdukunan, ramalan nasib, dan sejenisnya telah tegas diharamkan oleh Islam dengan larangan yang keras. Sisi keharamannya terkait dengan banyak hal, di antaranya:
1. Apa yang akan terjadi itu hanya diketahui oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka seseorang yang meramal berarti ia telah menyejajarkan dirinya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hal ini. Ini merupakan kesyirikan, membuat sekutu (tandingan) bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Atau;
2. Meminta bantuan kepada jin atau setan. Ini banyak terkait dengan praktik perdukunan dan sihir semacam santet atau sejenisnya.
1. Apa yang akan terjadi itu hanya diketahui oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka seseorang yang meramal berarti ia telah menyejajarkan dirinya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hal ini. Ini merupakan kesyirikan, membuat sekutu (tandingan) bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Atau;
2. Meminta bantuan kepada jin atau setan. Ini banyak terkait dengan praktik perdukunan dan sihir semacam santet atau sejenisnya.
FADHILAH YASINAN & HADITS KEUTAMAAN SURAT YASIN DALAM ISLAM
Asy-Syaikh Al-’Utsaimin rahimahullah ditanya: Apa hukum membaca surat Yasin sesudah menguburkan mayat, serta apa hukum adzan di kuburan setelah memasukkan mayat ke liang lahat?
Beliau rahimahullah menjawab:
Membaca surat Yasin di atas kubur seseorang adalah bid’ah yang tidak ada asalnya (dalil), demikian juga membaca Al Qur’an setelah penguburan mayat. Hal itu bukanlah Sunnah, bahkan perbuatan itu adalah bid’ah. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika telah selesai dari menguburkan mayat, beliau berdiri di atasnya dan berkata:
“Mintakanlah ampun bagi saudara kalian ini dan mohonkanlah baginya keteguhan. Sesungguhnya sekarang ini ia sedang ditanya.” [1]
Bila Pengkafiran Menjadi Sebuah Fenomena
Ibnu 'Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
((أَيما رجُل قال لِأَخِيْهِ : يَا كَافِرُ, فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا , فَإِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَ إِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ))
"Apabila seseorang menyeru kepada saudaranya: Wahai kafir, maka sungguh akan kembali sebutan kekafiran tersebut kepada salah seorang dari keduanya. Bila orang yang disebut kafir itu memang kafir adanya maka sebutan itu pantas untuknya, bila tidak maka sebutan kafir itu kembali kepada yang mengucapkan." (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6104 dan Muslim no.60)
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu juga menuturkan hal yang sama dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
((مَنْ دَعَا رَجُلاً بِالْكُفْرِ , أَوْ قَالَ : عَدُوَّ اللهِ, وَ لَيْسَ كَذَلِكَ إِلاَّ حَارَ عَلَيْهِ))
"Siapa yang menyeru kepada seseorang dengan sebutan kekafiran atau ia mengatakan: Wahai musuh Allah, sementara yang dituduhnya itu tidak demikian maka sebutan tersebut kembali kepadanya.” (Shahih, HR. Muslim no. 61)
((أَيما رجُل قال لِأَخِيْهِ : يَا كَافِرُ, فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا , فَإِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَ إِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ))
"Apabila seseorang menyeru kepada saudaranya: Wahai kafir, maka sungguh akan kembali sebutan kekafiran tersebut kepada salah seorang dari keduanya. Bila orang yang disebut kafir itu memang kafir adanya maka sebutan itu pantas untuknya, bila tidak maka sebutan kafir itu kembali kepada yang mengucapkan." (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6104 dan Muslim no.60)
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu juga menuturkan hal yang sama dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
((مَنْ دَعَا رَجُلاً بِالْكُفْرِ , أَوْ قَالَ : عَدُوَّ اللهِ, وَ لَيْسَ كَذَلِكَ إِلاَّ حَارَ عَلَيْهِ))
"Siapa yang menyeru kepada seseorang dengan sebutan kekafiran atau ia mengatakan: Wahai musuh Allah, sementara yang dituduhnya itu tidak demikian maka sebutan tersebut kembali kepadanya.” (Shahih, HR. Muslim no. 61)
11 Nov 2010
Bencana Alam Bukan Karena Maksiat?
Bencana alam merupakan fenomena alam yang terjadi karena adanya aktifitas fisik dari berbagai benda-benda di alam. Lalu bagaimana mungkin terjadinya bencana alam dikaitkan dengan moralitas, kemaksiatan, kesyirikan, hal-hal yang bukan aktifitas fisik, bahkan abstrak? Bagi sebagian orang ini adalah hal yang mudah, namun bagi sebagian lagi ini menjadi hal yang sulit dicerna akal.
Islam bukan agama yang mengajarkan mistisme, supranatural, tahayul dan sejenisnya. Dimana dalam dunia semacam itu, keterputusan hubungan antara sebab dan akibat adalah hal biasa. Kena musibah karena mata berkedut, sulit mendapat jodoh karena berdiri di pintu, sakit bisul gara-gara duduk di meja, dan semacamnya. Ini bukan ajaran Islam bahkan Islam melarang mempercayai hal-hal tersebut. Bahkan Islam sangat memperhitungkan nalar dan ilmu pasti. Itu sangat jelas sehingga rasanya tidak perlu membawakan contoh untuk hal ini.
Islam bukan agama yang mengajarkan mistisme, supranatural, tahayul dan sejenisnya. Dimana dalam dunia semacam itu, keterputusan hubungan antara sebab dan akibat adalah hal biasa. Kena musibah karena mata berkedut, sulit mendapat jodoh karena berdiri di pintu, sakit bisul gara-gara duduk di meja, dan semacamnya. Ini bukan ajaran Islam bahkan Islam melarang mempercayai hal-hal tersebut. Bahkan Islam sangat memperhitungkan nalar dan ilmu pasti. Itu sangat jelas sehingga rasanya tidak perlu membawakan contoh untuk hal ini.
20 Okt 2010
HADIRILAH KAJIAN ISLAM ILMIYYAH
Bismillaah walhamdulillaah
Hadirilah Kajian Islam Ilmiyyah, insyaa Allaah bersama:
Al-Ustadz Muhammad Na’im, Lc. hafizhahullaahu wa ra’aahu
(Alumni Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah KSA & Pengasuh Ponpes Al-Madinah Boyolali-Jawa Tengah)
Tema: Mengikuti Pemahaman Salafush Shalih (Shahabat Nabi)
Waku & Tanggal: Ahad pagi 07-09, 24 Oktober 2010
Tempat: Majelis Taklim Arrahmat, Jl. A. Yani KM. 6 Banjarmasin
Insya Allah rekaman hasil kajian ini juga bisa di-download di kajianbanjar.wordpress.com, nanti setelah kajian semuanya selesai.
19 Okt 2010
Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama [ NU ] Tentang Tahlilan, Menyediakan Makanan Kepada Penta’ziyah
MUKTAMAR I NAHDLATUL ULAMA (NU) KEPUTUSAN MASALAH DINIYYAH NO: 18 / 13 RABI’UTS TSAANI 1345 H / 21 OKTOBER 1926 DI SURABAYA
Keluarga Mayit Menyediakan Makanan Kepada Penta’ziyah
Soal : Bagaimana hukumnya keluarga mayat menyediakan makanan untuk hidangan kepada mereka yang datang berta’ziyah pada hari wafatnya atau hari-hari berikutnya, dengan maksud bersedekah untuk mayat tersebut? Apakah ia (keluarga) memperoleh pahala sedekah tersebut?
Soal : Bagaimana hukumnya keluarga mayat menyediakan makanan untuk hidangan kepada mereka yang datang berta’ziyah pada hari wafatnya atau hari-hari berikutnya, dengan maksud bersedekah untuk mayat tersebut? Apakah ia (keluarga) memperoleh pahala sedekah tersebut?
Jawab : Menyediakan makanan pada hari wafat atau hari ketiga atau hari ketujuh itu hukumnya makruh, apabila harus dengan cara berkumpul bersama-sama dan pada hari-hari tertentu, sedang hukum makruh tersebut tidak menghilangkan pahala sedekah itu.
HADIRILAH KAJIAN ISLAM ILMIYYAH
Bismillaah walhamdulillaah...
Hadirilah Kajian Islam Ilmiyyah, insyaa Allaah bersama:
Al-Ustadz Muhammad Na’im, Lc. hafizhahullaahu wa ra’aahu
(Alumni Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah KSA & Pengasuh Ponpes Al-Madinah Boyolali-Jawa Tengah)
Untuk lengkapnya silakan lihat pamflet di bawah ini:
Hadirilah Kajian Islam Ilmiyyah, insyaa Allaah bersama:
Al-Ustadz Muhammad Na’im, Lc. hafizhahullaahu wa ra’aahu
(Alumni Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah KSA & Pengasuh Ponpes Al-Madinah Boyolali-Jawa Tengah)
Untuk lengkapnya silakan lihat pamflet di bawah ini:
18 Okt 2010
Ngalap Berkah Kyai, Bolehkah?
Orang alim memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan Allah. Juga tinggi kedudukannya di hadapan makhluk-Nya. Semua ini merupakan pemberian dan karunia-Nya. Allah mengatakan di dalam Al-Qur’an:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11)
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ
”Katakanlah: ‘Hai Tuhan yang memiliki kerajaan, engkau berikan kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan engkau cabut kerajaan dari siapa yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebaikan.’” (Ali ‘Imran: 26)
17 Okt 2010
Ilmu, Mutiara Berharga Bagi Seorang Muslim
Hendaklah setiap
muslim mengetahui bahwa perjalanan hidup mereka di dalam mencari ridho Allah
Azza wa Jalla, tidak akan menuju kesempurnaan kecuali didasari dengan ilmu
syariat. Maka ilmu adalah sarana yang sangat penting bagi kemaslahatan manusia
untuk menjalankan aktifitas hidup di dunia. Karena ilmu merupakan sumber
kehidupan jiwa dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Ketahuilah,
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus kita ke muka bumi adalah dalam
rangka menjalankan tugas yang mulia. Yaitu mempersembahkan ibadah hanya kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala, menegakkan syariat-Nya, serta memberantas berbagai
kemungkaran yang bisa mengundang murka Allah Subhanahu Ta `ala. Sebagaimana
Allah Subhanahu wa Ta `ala berfirman : "Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku, Aku tidak menghendaki rejeki
sedikitpun dari mereka dan Aku tidak nrenghendaki supaya nrereka memberi¬ Aku
makan. Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pemberi rejeki, yang mempunyai
kekuatan lagi sangat kokoh. "(Adz-Dzaariyaat:56)
15 Okt 2010
Metode Yang Benar Dalam Memahami Islam
Adalah suatu fenomena yang kita saksikan dan tidak bisa dipungkiri bahwasanya ummat Islam sudah terpecah belah menjadi beberapa golongan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri mengabarkan bahwasanya ummatnya akan terpecah menjadi 73 golongan (dan ini sudah terjadi), semuanya masuk neraka kecuali satu golongan yaitu orang-orang yang mengikuti Rasulullah dan para shahabatnya.
Akan tetapi, ketika ditanyakan kepada golongan-golongan tersebut, mereka menjawab bahwasanya mereka berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah bahkan masing-masing golongan menyatakan golongannyalah yang benar sedangkan yang lainnya salah/sesat, bersamaan dengan itu kita ketahui dan saksikan bahwa golongan-golongan tersebut satu sama lainnya saling bertentangan, bermusuhan bercerai-berai dan tidak berada dalam satu manhaj yang menyatukan mereka. Hal ini seperti dikatakan di dalam sya'ir: "Setiap orang mengaku punya hubungan dengan Laila akan tetapi Laila tidak mengakuinya.
Akan tetapi, ketika ditanyakan kepada golongan-golongan tersebut, mereka menjawab bahwasanya mereka berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah bahkan masing-masing golongan menyatakan golongannyalah yang benar sedangkan yang lainnya salah/sesat, bersamaan dengan itu kita ketahui dan saksikan bahwa golongan-golongan tersebut satu sama lainnya saling bertentangan, bermusuhan bercerai-berai dan tidak berada dalam satu manhaj yang menyatukan mereka. Hal ini seperti dikatakan di dalam sya'ir: "Setiap orang mengaku punya hubungan dengan Laila akan tetapi Laila tidak mengakuinya.
11 Okt 2010
Memahami Tawassul
Pembaca muslimah yang semoga dirahmati Allah, tawassul adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ketaatan kepada-Nya, beribadah kepada-Nya, mengikuti petunjuk Rasul-Nya dan mengamalkan seluruh amalan yang dicintai dan di ridhai-Nya, lebih jelasnya adalah kita melakukan suatu ibadah dengan maksud mendapatkan keridhaan Allah dan surga-Nya. Tentu saja ini merupakan bentuk ibadah kepada Allah yang sering kali kita lakukan dalam kehidupan kita namun perlu diketahui bahwa tidak sedikit pula orang yang terjerumus kedalam tawassul yang itu sama sekali tidak di syari’atkan di dalam agama Islam. Ada sebagian orang yang mentakwil hadits-hadits tentang tawassul dengan berdasarkan akal pemikiran dan hawa nafsu belaka. Sehingga muncullah berbagai bentuk tawassul yang sama sekali tidak ada tuntunannya dalam syari’at Islam bahkan merupakan kesyirikan yang besar.
3 Okt 2010
Meneladani Sahabat Nabi, Jalan Kebenaran
Di tengah maraknya pemikiran dan pemahaman dalam agama Islam, klaim kebenaran begitu larisnya bak kacang goreng. Setiap kelompok dan jama’ah tentunya menyatakan diri sebagai yang lebih benar pemahamannya terhadap Islam, menurut keyakinannya.
Kebenaran hanya milik Allah. Namun kebenaran bukanlah suatu hal yang semu dan relatif. Karena Allah Ta’ala telah menjelaskan kebenaran kepada manusia melalui Al Qur’an dan bimbingan Nabi-Nya Shallallahu’alaihi Wasallam. Tentu kita wajib menyakini bahwa kalam ilahi yang termaktub dalam Al Qur’an adalah memiliki nilai kebenaran mutlak. Lalu siapakah orang yang paling memahami Al Qur’an? Tanpa ragu, jawabnya adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Dengan kata lain, Al Qur’an sesuai pemahaman Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan sabda-sabda Shallallahu’alaihi Wasallam itu sendiri keduanya adalah sumber kebenaran.
1 Okt 2010
SUFI TIDAK TAKUT KEPADA NERAKA & TIDAK MEMBUTUHKAN SURGA
Inilah di antara perkataan tokoh-tokoh mereka. As-Sulami, Al-Hajuwiri, Al-Manufi Al-Husaii, meriwayatkan bahwa Abu Yazid Al-Busthami yang disebut sebagai Al-Junaid al-Baghdadi -seperti yang mereka riwayatkan-:
"Abu Yazid Al-Bustami di kalangan kami adalah SEPERTI MALAIKAT JIBRIL di kalangan malaikat." (Kasyfu Al-Mahjubi, Al-Hajuwiri, hal. 313). Ia berkata, "Surga itu TIDAK PERNAH TERLINTAS di hati orang-orang yang mempunyai cinta, karena mereka terhalang daripadanya karena cinta mereka."
(Thabaqatu Ash-Shufiyyah, As-Sulami, hal. 19. Kasyfu Al-Mahjubi, Al-Hajuwiri, hal. 318. Jamharatu Al-Auliyai, Al-Manufi Al-Husaini, Jilid II, hal. 139. Juga An-Nur fi Kalimati Abi Thaifur, As-Sahlaji, hal. 169)
30 Sep 2010
Tafsir Imam Syafi'i Bukan Tafsir Sufi
Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu merupakan salah seorang tokoh Ahlus Sunnah yang dikenal memiliki keilmuan agama di berbagai bidang, termasuk pula dalam ilmu tafsir. Beliau merupakan salah satu rujukan pada zamannya, yang menjadi tempat bertanya kaum muslimin dalam penafsiran Al-Qur’an.
Ahmad bin Muhammad Asy-Syafi’i berkata: “Aku mendengar ayahku dan pamanku berkata: Adalah Sufyan bin Uyainah rahimahullahu, jika ada seseorang datang kepadanya bertanya tentang tafsir dan fatwa, maka beliau menoleh kepada Al-Imam Asy-Syafi’i dan berkata: ‘Bertanyalah kalian kepada orang ini’.”
(Siyar A’lam An-Nubala’, Adz-Dzahabi, 10/17)
Yunus bin Abdil A’la berkata: “Dahulu aku duduk bersama para ahli tafsir dan berdialog dengan mereka. Lalu jika Al-Imam Asy-Syafi’i mulai menafsirkan, seakan-akan beliau menyaksikan ayat itu diturunkan.”
29 Sep 2010
Lihatlah Bagaimana Cara Mereka Menghancurkan Nama Baik Syaikhul Islam
1. Memfitnah dan Membuat kedustaan terhadap Ibnu Taimiyah.
Metode Ini banyak dilakukan oleh orang-orang yang secara jelas menjadi musuh-musuh Ibnu Taimiyah. Beberapa kedustaan terlihat dibuat secara lihai dan tersusun rapi dari mulai membuat tulisan yang mengesankan dibuat sendiri oleh Ibnu Taimiyah Hingga memalsukan surat-surat beliau.
Jalan keluar
Bagi para pecinta kebenaran, jangan ragu untuk membuka Kitab-kitab ibnu Taimiyah apabila ada kesan bahwa ibnu Taimiyah menulis atau berpendapat yang bertentangan dengan Aqidah Ahlussunnah.
28 Sep 2010
Ciri-Ciri Dai Sesat
Hudzaifah bin Al-Yaman radhiallahu anhuma berkata:
كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ
“Orang-orang biasa bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kebaikan sementara aku biasa bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir jangan-jangan aku terkena keburukan itu. Maka aku bertanya, “Wahai Rasulullah, dahulu kami dalam masa jahiliah dan keburukan, lantas Allah datang dengan membawa kebaikan ini, maka apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan lagi?” Nabi menjawab, “Ya.” Saya bertanya, “Apakah sesudah keburukan itu akan ada kebaikan lagi?” Beliau menjawab, “Ya, tapi ketika itu sudah ada kabut.” Saya bertanya, “Apa yang anda maksud dengan kabut itu?” Beliau menjawab, “Adanya sebuah kaum yang memberikan petunjuk dengan selain petunjuk yang aku bawa. Engkau kenal mereka namun pada saat yang sama engkau juga mengingkarinya.” Saya bertanya, “Adakah setelah kebaikan itu akan ada keburukan lagi?” Nabi menjawab, “Ya, yaitu adanya dai-dai yang menyeru menuju pintu jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka, niscaya mereka akan menghempaskan orang itu ke dalam jahannam.”
كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ
“Orang-orang biasa bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kebaikan sementara aku biasa bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir jangan-jangan aku terkena keburukan itu. Maka aku bertanya, “Wahai Rasulullah, dahulu kami dalam masa jahiliah dan keburukan, lantas Allah datang dengan membawa kebaikan ini, maka apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan lagi?” Nabi menjawab, “Ya.” Saya bertanya, “Apakah sesudah keburukan itu akan ada kebaikan lagi?” Beliau menjawab, “Ya, tapi ketika itu sudah ada kabut.” Saya bertanya, “Apa yang anda maksud dengan kabut itu?” Beliau menjawab, “Adanya sebuah kaum yang memberikan petunjuk dengan selain petunjuk yang aku bawa. Engkau kenal mereka namun pada saat yang sama engkau juga mengingkarinya.” Saya bertanya, “Adakah setelah kebaikan itu akan ada keburukan lagi?” Nabi menjawab, “Ya, yaitu adanya dai-dai yang menyeru menuju pintu jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka, niscaya mereka akan menghempaskan orang itu ke dalam jahannam.”
26 Sep 2010
Mengenal Macam-Macam Khilaf dan Cara Menyikapinya
Al-Khilaf (perselisihan pendapat) dalam perkara agama memang jamak terjadi bahkan di kalangan sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sekalipun. Namun demikian hal itu berbeda dengan yang selama ini dipahami banyak orang yang justru menjauh dari upaya mencari kebenaran dengan dalih “ini adalah masalah khilafiyah”.
Al-khilaf (perselisihan pendapat) di antara manusia adalah perkara yang sangat mungkin terjadi. Yang demikian karena kemampuan, pemahaman, wawasan dan keinginan mereka berbeda-beda. Namun perselisihan masih dalam batas wajar manakala muncul karena sebab yang masuk akal, yang bukan bersumber dari hawa nafsu atau fanatik buta dengan sebuah pendapat. Meski kita memaklumi kenyataan ini, namun (perlu diingat bahwa) perselisihan pada umumnya bisa menyeret kepada kejelekan dan perpecahan.
Al-khilaf (perselisihan pendapat) di antara manusia adalah perkara yang sangat mungkin terjadi. Yang demikian karena kemampuan, pemahaman, wawasan dan keinginan mereka berbeda-beda. Namun perselisihan masih dalam batas wajar manakala muncul karena sebab yang masuk akal, yang bukan bersumber dari hawa nafsu atau fanatik buta dengan sebuah pendapat. Meski kita memaklumi kenyataan ini, namun (perlu diingat bahwa) perselisihan pada umumnya bisa menyeret kepada kejelekan dan perpecahan.
22 Sep 2010
Isbal Dengan Tidak Sombong
Wahai hamba Allah sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menganugerahkan segala kenikmatan pada kita, diantara kenikmatan yang dianugerahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita adalah pakaian yang dengannya manusia terbedakan dengan makhluk Allah yang lainnya. Hewan, tumbuhan, dan makhluk lainnya, tidakkah mereka itu dalam keadaan telanjang secara dhahir/fisiknya? Maka oleh karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat derajat manusia, dengan akal dan hati yang dianugerahkan-Nya, dan rasa malu yang menghias manusia menjadi indah.
18 Sep 2010
AKAL Antara Islam dan Filsafat
Akal dalam diri manusia tak
ada bedanya dengan sifat sempurna lainnya, ia sekalipun sempurna bagi manusia
tetapi tetap mempunyai batasan-batasan yang tidak dapat dijangkaunya, sebab
manusia adalah makhluk, maka tentu sifat-sifatnya juga makhluk yang tidak bisa
lepas dari kekuatan, kelemahan,
dan kekurangan. Allah Ta'ala telah menjadikan
batasan bagi akal -dalam mengetahui beberapa perkara- berhenti padanya dan tidak
akan mampu melewatinya, sebaliknya Allah Ta'ala juga tidaklah menjadikan akal
sebagai sarana untuk mengetahui segala macam perkara, karena kalau demikian,
maka akan menyamai Al Aliim -yang Maha Mengetahui- subhanahu wa ta'ala pencipta
akal itu sendiri.
17 Sep 2010
Apakah Pendapat Sahabat Nabi Adalah Dalil?
Sebuah bab di dalam kitab-kitab ushul fiqih bisa dikatakan semuanya pasti membahas tentang permasalahan judul catatan ini, yaitu permasalahan tentang apakah pendapat para sahabat Rasulullah Shalallahu alaihi wassallam baik berupa ucapan ataukah perbuatan mereka di dalam permasalahan syariat, teranggap sebagai sebuah dalil ataukah tidak ??. Misalkan saja , apabila kita menemukan atsar yang shohih bahwa salah seorang sahabat berfatwa atau melakukan sesuatu perkara dari perkara-perkara syariat, maka bolehkah kita mengatakan bahwa saya akan melakukan hal tesebut dan dengan dalil sahabat tersebut melakukannya atau berpendapat dengannya ?? .
Dan pembahasan ini begitu panjang dan mendetail dibahas dalam kitab-kitab para ulama, karena dari permasalahan ini lahirlah perbedaan-perbedaan dan penguatan pendapat di berbagai bab-bab fiqih.
Waspadai… misi rahasia SYIAH
Inilah DOKUMEN RAHASIA sekte syiah, tentang misi jangka panjang mereka (50 th), untuk menegakkan kembali dinasti persia yang telah runtuh oleh Islam berabad-abad lamanya, sekaligus membumi-hanguskan negara-negara Ahlus Sunnah, musuh bebuyutan mereka. Dokumen ini disebarkan oleh Ikatan Ahlus Sunnah di Iran, begitu pula majalah-majalah di berbagai negara ahlus sunnah, termasuk diantaranya Majalah al-Bayan, edisi 123, Maret 1998.
Sungguh Aneh Kalian Ini... (Perbandingan Antara Syirik Dan Dosa Besar)
Mungkin sebagian orang terkadang merasa kaget dan terperanjat, bahkan bersedih hati jika melihat banyaknya para pezina dan peminum khamr, namun mereka tidak Tersentuh ketika melihat banyaknya orang yang mencari berkah di kuburan serta mengalamatkan berbagai macam ibadah ke objek-objek syiriktersebut. Padahal zina dan minum khamr (meski) melakukan perbuatan dosa besar, namun tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Sementara mengalamatkan sebuah ibadah kepada selain Allah adalah syirik yang membuat pelakunya mati kafir jika dia mati dalam keadaan melakukan perbuatan syirik tersebut. Oleh sebab itu, para ulama rabbani menjadikan pelajaran aqidah sebagai asas yang paling mendasar.
16 Sep 2010
Menolak Hadits Sebab Kesesatan
Ahlul Bid’ah Alergi Terhadap Hadits
Sebagian kaum muslimin, khususnya kaum mu’tazilah dan pada rasionalis atau orang-orang yang terpengaruh dengan mereka, menolak berita-berita hadits yang (menurut anggapan mereka) tidak masuk akal. Mereka menganggap hadist-hadist tersebut hanya akan membuat orang lari dari Islam.
Sebagian kaum muslimin, khususnya kaum mu’tazilah dan pada rasionalis atau orang-orang yang terpengaruh dengan mereka, menolak berita-berita hadits yang (menurut anggapan mereka) tidak masuk akal. Mereka menganggap hadist-hadist tersebut hanya akan membuat orang lari dari Islam.
Ketika mereka mendengarkan hadits-hadits tentang diangkatnya Nabi Isa Alaihis Salam dalam keadaan hidup, akan turunnya beliau pada akhir zaman, berita tentang Dajjal (yang sudah ada wujudnya dalam keadaan terbelenggu) atau tentang Ya’juj dan Ma’juj yang terus menerus berupaya untuk keluar dari benteng yang dibuat oleh Dzulqarnain dan lain-lainnya, mereka benar-benar gelisah, panas dadanya seraya berkata, “Untuk apa hadits-hadits seperti ini disampaikan, akan menjadikan manusia semakin jauh dari Islam”.
15 Sep 2010
Madzhab Salaf menurut Syafiiyah
Mungkin sudah sangat sering kita mendengar kata salaf atau salafiyah atau manhaj salaf atau madzhab salaf. Kalau kita memperhatikan betapa banyak pendapat orang tentang salaf.
Ada yang mengatakan bahwa salaf adalah madzhab baru dalam agama (bid’ah) dan harom mengikutinya. Ini adalah pendapat yang salah.
Ada yang mengatakan bahwa salaf hanyalah generasi yang telah lewat dan tak ada kaitannya dengan cara memahami agama yang benar. Ini juga salah.
Ada yang mengatakan bahwa salaf adalah orang-orang ekstrim teroris khowarij yang suka membuat keonaran, pengrusakan, mengacaukan keamanan dan membunuh kaum muslimin dan orang kafir yang secara syariat tidak boleh dibunuh. Ini juga salah.
13 Sep 2010
Hadits-Hadits tentang Menghidupkan Malam Hari Raya [Takbiran Semalam Suntuk ?]
Ketika malam hari raya, sudah menjadi tradisi pada
sebagian masyarakat kita untuk berkumpul di masjid guna melakukan
ibadah. Bahkan pada banyak daerah, kaum muslimin melakukan pawai atau
kirab dengan mengumandangkan takbir. Orang Jawa bilang : ”Takbiran”. Yang kelas perkotaan, pawainya dengan mobil plus sound system
lengkap bak kirab tujuhbelasan.[1].
Sebagian asatidzah dan da’i yang menjadi motor kegiatan tersebut seringkali menyebut beberapa hadits yang mereka gunakan sebagai pijakan. Tentu saja, mereka lakukan itu untuk memenuhi aspek legalitas. Melalui tulisan ini, saya akan mengajak pembaca sekalian untuk mencermati validitas hadits-hadits yang mereka gunakan sehingga kita mengetahui seberapa legal aktifitas tersebut dari kaca mata syari’at. Jika legal, tentu saja itu termasuk sunnah yang sudah semestinya diamalkan lagi dilestarikan. Namun jika ilegal, maka dengan ”sangat menyesal” kita katakan bahwa hal itu adalah bid’ah yang wajib untuk kita tinggalkan.
Sebagian asatidzah dan da’i yang menjadi motor kegiatan tersebut seringkali menyebut beberapa hadits yang mereka gunakan sebagai pijakan. Tentu saja, mereka lakukan itu untuk memenuhi aspek legalitas. Melalui tulisan ini, saya akan mengajak pembaca sekalian untuk mencermati validitas hadits-hadits yang mereka gunakan sehingga kita mengetahui seberapa legal aktifitas tersebut dari kaca mata syari’at. Jika legal, tentu saja itu termasuk sunnah yang sudah semestinya diamalkan lagi dilestarikan. Namun jika ilegal, maka dengan ”sangat menyesal” kita katakan bahwa hal itu adalah bid’ah yang wajib untuk kita tinggalkan.
9 Sep 2010
Mengurai Kesesatan Ihya` 'Ulumiddin
Tak banyak yang
tahu, Ihya` ‘Ulumiddin, kitab yang banyak dipuja orang ini, merupakan salah satu
gudangnya kemungkaran. Kajian berikut memang tidak memaparkannya secara
keseluruhan. Namun cukuplah menjadi peringatan bagi kita semua agar tidak lagi
menggeluti buku ini terlebih mengagungkannya.
Ahlus Sunnah Wal
Jamaah merupa-kan suatu umat yang senantiasa berupaya untuk komitmen di atas
kemurnian agama, serta bersikap tegas terhadap segala bentuk penyimpangan atau
upaya segolongan orang yang akan mengaburkan As-Sunnah.
Rasulullah n
bersabda:
وَإِنَّمَا
أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي اْلأَئِمَّةَ الْمُضِلِّيْنَ
“Yang paling aku
takutkan menimpa umatku ialah imam-imam yang menyesat-kan.” (HR. Abu Dawud,
4/4252 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, jilid 4 no.
1586)
Abdurrahman bin
Abu Hatim Ar-Razi berkata: “Aku mendengar bapakku dan Abu Zur’ah, keduanya
memerintahkan untuk memboikot ahlul bid’ah. Keduanya sangat keras terhadap
mereka, dan mengingkari pemahaman kitab (Al-Qur`an, red.)
SYI’AH DAN MUT’AH
Jika kaum
muslimin memiliki pandangan bahwa pernikahan yang sah menurut syariat Islam
merupakan jalan untuk menjaga kesucian harga diri mereka, maka kaum Syi’ah
Rafidhah memiliki pandangan lain. Perzinaan justru memiliki kedudukan tersendiri
di dalam kehidupan masyarakat mereka.
Bagaimana tidak,
perzinaan tersebut mereka kemas dengan nama agama yaitu nikah mut’ah. Tentu saja
mereka tidak ridha kalau nikah mut’ah disejajarkan dengan perzinaan yang memang
benar-benar diharamkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shalallahu’alaihi
Wassallam. Kenyataan-lah yang akan membuktikan hakekat nikah mut’ah ala Syi’ah
Rafidhah.
DEFINISI NIKAH
MUT’AH
Nikah mut’ah
adalah sebuah bentuk pernikahan yang dibatasi dengan perjanjian waktu dan upah
tertentu tanpa memperhatikan perwalian dan saksi, untuk kemudian terjadi
perceraian apabila telah habis masa kontraknya tanpa terkait hukum perceraian
dan warisan. (Syarh Shahih Muslim hadits no. 1404 karya An-Nawawi dengan
beberapa tambahan)
3 Sep 2010
Tempat-Tempat Setan Yang Perlu Anda Ketahui
Tempat-tempat yang banyak ditemukan para syaitan diantaranya :
1. Tempat peristirahatan unta.
Dalam hadits Abdullah bin Mughaffal radiyallohu ‘anhu berkata, bersabda ..Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam:
صَلُّوا فِى مَرَابِضِ الْغَنَمِ وَلاَ تُصَلُّوا فِى أَعْطَانِ الإِبِلِ فَإِنَّهَا خُلِقَتْ مِنَ الشَّيَاطِينِ
" Shalatlah kalian di tempat peristirahatan (kandang) kambing dan janganlah kalian shalat di tempat peristirahatan (kandang) unta karena sesungguhnya unta itu diciptakan dari syaitan." (HR. Ahmad (4/85), Ibnu Majah (769) dan Ibnu Hibban (5657) dan selainnya).
1. Tempat peristirahatan unta.
Dalam hadits Abdullah bin Mughaffal radiyallohu ‘anhu berkata, bersabda ..Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam:
صَلُّوا فِى مَرَابِضِ الْغَنَمِ وَلاَ تُصَلُّوا فِى أَعْطَانِ الإِبِلِ فَإِنَّهَا خُلِقَتْ مِنَ الشَّيَاطِينِ
" Shalatlah kalian di tempat peristirahatan (kandang) kambing dan janganlah kalian shalat di tempat peristirahatan (kandang) unta karena sesungguhnya unta itu diciptakan dari syaitan." (HR. Ahmad (4/85), Ibnu Majah (769) dan Ibnu Hibban (5657) dan selainnya).
1 Sep 2010
Menjaga Anak dari Bahaya ‘Ain
Penulis: Ummu Ziyad
Muroja’ah: Ust. Subhan Khadafi, Lc.
Kenikmatan adalah hal yang didambakan setiap orang. Dan setiap kenikmatan juga dapat sekaligus menjadi ujian bagi seseorang. Salah satu kenikmatan yang dikaruniakan oleh Allah bagi sepasang insan adalah hadirnya sang buah hati dalam kehidupan. Ketika telah lahir, maka fisiknya yang lucu mengundang orang untuk memandang, memanjakan, menyentuhnya. Dan ketika tumbuh beranjak menjadi sosok kanak-kanak, tetap tingkah lakunya banyak mengundang perhatian orang.
Muroja’ah: Ust. Subhan Khadafi, Lc.
Kenikmatan adalah hal yang didambakan setiap orang. Dan setiap kenikmatan juga dapat sekaligus menjadi ujian bagi seseorang. Salah satu kenikmatan yang dikaruniakan oleh Allah bagi sepasang insan adalah hadirnya sang buah hati dalam kehidupan. Ketika telah lahir, maka fisiknya yang lucu mengundang orang untuk memandang, memanjakan, menyentuhnya. Dan ketika tumbuh beranjak menjadi sosok kanak-kanak, tetap tingkah lakunya banyak mengundang perhatian orang.
29 Agu 2010
Yasinan: Bid’ah yang Dianggap Sunnah
“Ayo pak kita yasinan di rumahnya pak RT!” Kegiatan yang sudah menjadi tradisi di masyarakat kita ini biasanya diisi dengan membaca surat Yasin secara bersama-sama. Mereka bermaksud mengirim pahala bacaan tersebut kepada si mayit untuk meringankan penderitaannya. Timbang-timbang, daripada berkumpul untuk bermain catur, kartu apalagi berjudi, kan lebih baik digunakan untuk membaca Al-Qur’an (khususnya surat Yasin). Memang sepintas jika dipertimbangkan menurut akal pernyataan itu benar namun kalau dicermati lagi ternyata ini merupakan kekeliruan.
Al-Qur’an untuk Orang Hidup
Al-Qur’an diturunkan Alloh Ta’ala kepada Nabi Muhammad shollallohu’alaihi wa sallam sebagai petunjuk, rahmat, cahaya, kabar gembira dan peringatan. Maka kewajiban orang-orang yang beriman untuk membacanya, merenungkannya, memahaminya, mengimaninya, mengamalkan dan berhukum dengannya. Hikmah ini tidak akan diperoleh seseorang yang sudah mati. Bahkan mendengar saja mereka tidak mampu.
25 Agu 2010
AKIDAH IMAM SYAFI’I -rohimahulloh-
Biografi Imam Syafi’i -rohimahulloh-.
Nama beliau adalah: Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin as-Sa’ib Al-Qurosyi, bin Abdul Muththolib bin Manaf. Kun-yah beliau Abu Abdillah.
Ayahnya tinggal di Makah. Saat dia pergi ke kota Gaza, lahirlah anaknya, yang diberi nama Muhammad. Imam Syafi’i ditinggal mati ayahnya ketika umurnya dua tahun. Lalu Ibunya -yang berkebangsaan Yaman, dari Kabilah Azd- membawanya kembali ke Makah.
Beliau telah hapal Alquran saat masih kecil, lalu keluar menuju pedesaan Kabilah Hudzail. Ketika itu mereka adalah Kabilah yang paling fasih bahasa arabnya. Dari hidup bersama Kabilah itu, beliau banyak hapal syair mereka. Lalu beliau kembali ke Makah dan memberi banyak manfaat dari kefasihan dan syairnya.
20 Agu 2010
Pengumpulan Al-Qur'an, Apakah Bid'ah?
Ada sebagian kelompok dalam membela acara-acara bid’ahnya berdalil bahwa dulu para sahabat -Abu Bakar, ‘Utsman bin ‘Affan, Zaid bin Tsabit- saja melakukan bid’ah. Mereka mengumpulkan Al Qur’an dalam satu mushaf padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukannya. Jika kita mengatakan bid’ah itu sesat, berarti para sahabatlah yang akan pertama kali masuk neraka. Inilah sedikit kerancuan yang sengaja kami temukan di sebuah blog di internet.
Ingatlah bahwa bid’ah bukanlah hanya sesuatu yang tidak ada di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bisa saja suatu amalan itu tidak ada di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan baru dilakukan setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, dan ini tidak termasuk bid’ah. Perhatikanlah penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa-nya berikut.
“Bid’ah dalam agama adalah sesuatu yang tidak disyari’atkan oleh Allah dan Rasul-Nya yang tidak diperintahkan dengan perintah wajib ataupun mustahab (dianjurkan).
9 Agu 2010
Lebih Penting Khilafah ataukah Dakwah Tauhid?
Boleh jadi, banyak orang beranggapan bahwa masalah tauhid itu penting dan utama, bahkan wajib. Anggapan ini seratus persen benar. Namun, karena dalam kacamata sebagian orang, tauhid itu -meskipun penting dan utama, bahkan wajib- sempit cakupannya atau ‘terlalu’ mudah untuk direalisasikan -dan bahkan menurut mereka praktek dan pemahaman tauhid pada diri masyarakat sudah beres semuanya- maka akhirnya banyak di antara mereka yang meremehkan atau bahkan melecehkan da’i-da’i yang senantiasa mendengung-dengungkannya.
1 Agu 2010
HUKUM ASAL IBADAH ADALAH TERLARANG
Oleh : Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Al-Halabi Al-Atsary
Banyak orang yang mencampuradukkan antara ibadah dengan yang lainnya, dimana mereka berupaya membenarkan bid’ah yang dilakukan dengan memnggunakan dalil kaidah, hukum asal dalam segala sesuatu adalah boleh !
Kaidah tersebut adalah kaidah ilmiah yang benar. Tapi penempatannya bukan dalam masalah ibadah. Sesungguhnya kaidah tersebut berkaitan dengan keduniawian dan bentuk-bentuk manfaat yang diciptakan Allah padanya. Bahwa hukum asal dari perkara tersebut adalah halal dan mubah kecuali jika terdapat dalil yang mengharamkan atau melarangnya.
Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi berkata dalam bukunya Al-Halal wal Haram fil Islam (hal.21) setelah menjelaskan sisi yang benar dalam memahami kaidah tersebut. “Demikian itu tidak berlaku dalam ibadah. Sebab ibadah merupakan masalah agama murni yang tidak diambil kecuali dengan cara wahyu.
Banyak orang yang mencampuradukkan antara ibadah dengan yang lainnya, dimana mereka berupaya membenarkan bid’ah yang dilakukan dengan memnggunakan dalil kaidah, hukum asal dalam segala sesuatu adalah boleh !
Kaidah tersebut adalah kaidah ilmiah yang benar. Tapi penempatannya bukan dalam masalah ibadah. Sesungguhnya kaidah tersebut berkaitan dengan keduniawian dan bentuk-bentuk manfaat yang diciptakan Allah padanya. Bahwa hukum asal dari perkara tersebut adalah halal dan mubah kecuali jika terdapat dalil yang mengharamkan atau melarangnya.
Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi berkata dalam bukunya Al-Halal wal Haram fil Islam (hal.21) setelah menjelaskan sisi yang benar dalam memahami kaidah tersebut. “Demikian itu tidak berlaku dalam ibadah. Sebab ibadah merupakan masalah agama murni yang tidak diambil kecuali dengan cara wahyu.
21 Jul 2010
Nasehat Syaikh ‘Abdullah Al Jibrin: Menjaga Hubungan dengan Pemimpin
Segala puji bagi Allah Ta’ala semata, dan kepadaNya kami minta pertolongan. Shalawat kepada Nabi yang diutus, Muhammad bin ‘Abdillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan kepada keluarganya, para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari kiamat.
Sesungguhnya Islam menjelaskan dengan terang akan perkara “semangat di atas ikatan keimanan di antara kaum muslimin”. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, maka perbaikilah (damaikanlah) hubungan antara kedua saudaramu (yang berselisih), dan bertaqwalah kepada Allah agar kalian diberi rahmat“. (QS. Al-Hujurat: 10)Buku-Buku Sesat Perusak Agama Umat
Buku (agama)
adalah pengikat ilmu. Adagium demikian memang tidak ada yang mengingkarinya.
Namun persoalannya, tak semua yang ada di buku adalah ilmu dan tak semua buku
layak baca. Karena, di tengah kita, banyak bertebaran buku-buku ‘agama’ yang
justru menyesatkan.
Awas Buku-buku
Sesat!
Bertebarannya
beragam buku sesat di tengah umat merupakan bahaya laten yang mesti diwaspadai.
Terlebih jika buku-buku itu dikemas dan diberi judul menarik serta berkesan
ilmiah. Maka tanpa terasa, pem-baca pun akan terbawa, terpola oleh isi buku, dan
ujung-ujungnya terjerumus ke dalam kesesatan.
Pasalnya,
buku-buku sesat merupakan salah satu media paling efektif yang digunakan musuh-
musuh Islam untuk merusak agama umat dan menyesatkan mereka dari jalan
kebenaran.
Asy-Syaikh
Muhammad bin Nashir Al-’Uraini v berkata: “Sesungguhnya di antara media terkuat
yang mereka gunakan untuk menyebarkan pemikiran menyimpang dan menyesatkan
hamba- hamba Allah adalah buku-buku yang dihiasi dengan judul-judul menarik
untuk mengesankan kepada para pembaca bahwa ia baik, padahal isinya racun yang
mematikan.” (At-Tahdzir Minat Tasarru’ Fittakfir, hal. 51)
Ciri-Ciri Ulama Ahlusunnah
Siapa yang
dinamakan Ulama?
Terdapat beberapa
ungkapan ulama dalam mendefinisikan ulama. Ibnu Juraij rahimahullah menukilkan
(pendapat) dari ‘Atha, beliau berkata: “Barangsiapa yang mengenal Allah, maka
dia adalah orang alim.” (Jami’ Bayan Ilmu wa Fadhlih, hal.
2/49)
Asy-Syaikh Ibnu
‘Utsaimin rahimahullah dalam kitab beliau Kitabul ‘Ilmi mengatakan: “Ulama
adalah orang yang ilmunya menyampaikan mereka kepada sifat takut kepada Allah.”
(Kitabul ‘Ilmi hal. 147)
Badruddin
Al-Kinani rahimahullah mengatakan: “Mereka (para ulama) adalah orang-orang yang
menjelaskan segala apa yang dihalalkan dan diharamkan, dan mengajak kepada
kebaikan serta menafikan segala bentuk kemudharatan.” (Tadzkiratus Sami’ hal.
31)
Abdus Salam bin
Barjas rahimahullah mengatakan: “Orang yang pantas untuk disebut sebagai orang
alim jumlahnya sangat sedikit sekali dan tidak berlebihan kalau kita mengatakan
jarang. Yang demikian itu karena sifat-sifat orang alim mayoritasnya tidak akan
terwujud pada diri orang- orang yang menisbahkan diri kepada ilmu pada masa
ini.
Langganan:
Postingan (Atom)