Serupa tapi tak
sama. Barangkali ungkapan ini tepat untuk menggambarkan Islam dan kelompok
Syi'ah. Secara fisik, memang sulit dibedakan antara penganut Islam dengan
penganut Syi'ah. Namun jika ditelusuri –terutama dari sisi aqidah- perbedaan di
antara keduanya ibarat minyak dan air. Sehingga, tidak mungkin
disatukan.
Apa Itu
Syi'ah?
Syi'ah menurut
etimologi bahasa Arab bermakna: Pembela dan pengikut seseorang. Selain itu juga
bermakna: Setiap kaum yang bersatu/berkumpul di atas suatu perkara. (Tahdzibul
Lughah 3/61)
Adapun menurut
terminologi syariat bermakna: Mereka yang berkedok dengan slogan kecintaan
kepada Ali bin Abi Thalib beserta anak cucunya bahwasanya Ali bin Abi Thalib
lebih utama dari seluruh shahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk
kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucunya sepeninggal beliau.
(Al-Fishal Fil Milali Wal Ahwa` Wan Nihal 2/113, karya Ibnu
Hazm)
Syi'ah, dalam
sejarahnya mengalami beberapa pergeseran. Seiring dengan bergulirnya waktu,
kelompok ini terpecah menjadi lima sekte yaitu Kaisaniyyah, Imamiyyah
(Rafidhah), Zaidiyyah, Ghulat dan Isma'iliyyah. Dari kelimanya, lahir sekian
banyak cabang-cabangnya. (Al-Milal Wan Nihal hal.147, karya
Asy-Syihristani)
Namun, tampaknya
yang terpenting untuk diangkat pada edisi kali ini adalah sekte Imamiyyah atau
yang dikenal dengan nama lain yaitu Rafidhah, yang sejak dahulu hingga kini
berjuang keras untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin. Dengan segala cara,
kelompok sempalan ini terus menerus menebarkan berbagai macam kesesatannya.
Terlebih lagi kini didukung dengan negara Iran-nya.
Siapakah
Pencetusnya?
Pencetus pertama
bagi faham Syi'ah Rafidhah adalah seorang Yahudi dari negeri Yaman (Shan'a) yang
bernama Abdullah bin Saba` Al-Himyari, yang menampakkan keislaman di masa
kekhalifahan 'Utsman bin 'Affan.
Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyyah berkata: "Asal usul faham ini dari munafiqin dan zanadiqah
(orang- orang yang menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekafiran –pent).
Pencetusnya adalah Abdullah bin Saba` Az-Zindiq. Ia tampakkan sikap ekstrim di
dalam memuliakan Ali, dengan suatu slogan bahwa Ali yang berhak menjadi imam
(khalifah) dan ia adalah seorang yang ma'shum (terjaga dari segala dosa –pent)."
(Majmu'ul Fatawa 4/435)
Kesesatan Syi'ah
Rafidhah
Menengok latar
belakang kemunculannya dan kondisi agama pencetusnya yaitu Abdullah bin Saba`,
maka tidak samar lagi bahwa sekte yang satu ini sesat. Namun, berakhirnya
riwayat hidup Abdullah bin Saba` yang dihukum bakar oleh Ali bin Abi Thalib
sendiri tidaklah menghentikan sepak terjang para pewarisnya untuk menebarkan
kesesatan yang lebih banyak dan lebih berbahaya.
Dengan berbekal
kedustaan dan kesesatan, mereka mencoba meruntuhkan pondasi-pondasi Islam.
Al-Qur`an –rujukan suci kaum muslimin- mereka usik keabsahannya, manusia-manusia
terbaik umat ini dari para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
mereka rendahkan martabatnya. Lalu, Islam manakah yang ada pada mereka ketika
kitab suci dan orang-orang mulia kaum muslimin mereka injak-injak
kehormatannya?!!
Al-Qur`an dalam
Tinjaun Syi'ah Rafidhah
Perlu pembaca
ketahui bahwasanya Al-Qur`an yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai kitab suci dan referensi terbesar umat
Islam merupakan kitab suci terakhir yang telah Allah jamin kemurniannya dari
berbagai macam usaha pengubahan dan penyelewengan. Allah berfirman yang artinya:
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al- Qur`an, dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya." (Al-Hijr:9)
Bahkan Allah
telah menegaskan dalam firman-Nya yang artinya: "Katakanlah: "Sesungguhnya jika
manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur`an ini, niscaya
mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian
mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain."
(Al-Israa`:88)
Dan juga
firman-Nya yang artinya: "Atau (patutkah) mereka mengatakan: "Muhammad membuat-
buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar yang kalian katakan itu), maka cobalah
datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kalian
panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kalian orang-orang yang benar."
(Yuunus:38)
Namun orang-orang
Syi'ah Rafidhah dengan beraninya menyatakan bahwa Al-Qur`an yang ada di tangan
kaum muslimin ini telah mengalami perubahan dari yang semestinya. Di dalam kitab
Ushul Al-Kaafi (yang kedudukannya di sisi mereka seperti Shahih Al-Bukhari di
sisi kaum muslimin), karya Abu Ja'far Muhammad bin Ya'qub Al-Kulaini (2/634),
dari Abu Abdillah (Ja'far Ash-Shadiq), ia berkata: "Sesungguhnya Al-Qur`an yang
dibawa Jibril kepada Muhammad ada 17.000 ayat." Kalau demikian 2/3 dari
Al-Qur`an telah hilang karena jumlah ayat di dalam Al- Qur`an di sisi kaum
muslimin tidak lebih dari 6666 ayat !!!
Di dalam juz 1,
hal.239-240, dari Abu Abdillah ia berkata: "Sesungguhnya di sisi kami ada mushaf
Fathimah, namun mereka tidak tahu apa mushaf Fathimah itu." Abu Bashir bertanya:
"Apa mushaf Fathimah itu?" Abu Abdillah menjawab: "Sebuah mushaf 3 kali lipat
dari apa yang terdapat di dalam mushaf kalian (umat Islam). Demi Allah, tidak
ada padanya satu huruf pun dari Al-Qur`an kalian…."
Bahkan salah
seorang ahli hadits mereka yang bernama Husain bin Muhammad Ath-Thabrisi telah
mengumpulkan sekian banyak riwayat dari para imam mereka yang ma'shum (menurut
mereka), di dalam kitabnya Fashlul Khithab yang menjelaskan bahwa Al-Qur`an yang
ada di tangan kaum muslimin telah mengalami perubahan dan
penyimpangan.
Ini merupakan
suatu bentuk pelecehan terhadap Al-Qur`an sekaligus sebagai penghinaan kepada
Allah, bahwa Dia tidak mampu merealisasikan jaminan-Nya untuk menjaga Al-Qur`an.
Ini merupakan salah satu misi Yahudi yang berbajukan Syi'ah Rafidhah sebagai
bentuk konspirasi jahat mereka untuk merusak dan mengkaburkan referensi utama
umat Islam. Pernyataan kufur mereka ini sama sekali belum pernah dilontarkan
sekte-sekte sesat sekalipun seperti Mu'tazilah, Khawarij ataupun
Murji`ah.
Beberapa Fakta
Pemalsuan dan Penyelewengan Al-Qur`an oleh Syi'ah
Ketika mereka
tidak mampu membuat kitab yang semisal dengan Al-Qur`an, maka tidak ada jalan
lain bagi mereka kecuali menambah, memalsukan dan menyelewengkan apa yang
terdapat di dalam kitab suci Al-Qur`an sesuai dengan hawa nafsu mereka.
Perbuatan tercela ini tidaklah beda dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang
Yahudi terhadap kitab suci mereka. Allah berfirman yang artinya: "Maka
kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan
mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk
memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu."
(Al-Baqarah:79)
Diantara contoh
kedustaan dan penyelewengan mereka terhadap mushaf
Al-Qur`an:
1. Dalam Surat
Al-Baqarah:257
وَالَّذِينَ
كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ ...
"Dan orang-orang
yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan…."
Namun dalam
Al-Qur`an palsu mereka:
وَالَّذِينَ
كَفَرُوا بِوِلاَيَةِ عَلِيّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ
...
"Dan orang-orang
yang kafir terhadap kepemimpinan Ali bin Abi Thalib itu, pelindung-pelindung
mereka adalah syaithan…."
2. Dalam Surat
Al-Lail:12-13
إِنَّ عَلَيْنَا
لَلْهُدَى(12) وَإِنَّ لَنَا لَلآخِرَةَ وَالأُولَى(13)
"Sesungguhnya
kewajiban Kamilah memberi petunjuk, dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat
dan dunia."
Namun dalam
Al-Qur`an palsu mereka:
إِنَّ عَلِيًّا
لَلْهُدَى(12) وَإِنَّ لَهُ لَلآخِرَةَ وَالأُولَى(13)
"Sesungguhnya Ali
benar-benar sebuah petunjuk dan kepunyaan dialah akhirat dan
dunia."
3. Dalam Surat
Al-Insyiraah:7
فَإِذَا فَرَغْتَ
فَانْصَبْ
"Maka apabila
kamu (Muhammad) telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain."
Sedangkan dalam
Al-Qur`an palsu mereka:
فَإِذَا فَرَغْتَ
فَانْصِبْ عَلِيًّا لِلْوِلاَيَةِ
"Maka apabila
kamu (Muhammad) telah selesai (dari suatu urusan), maka berilah Ali
kepemimpinan."
Bahkan sebelum
ayat ini ada tambahan:
وَرَفَعْنَا لَكَ
ذِكْرَكَ بِعَلِيٍّ صِهْرِكَ
"Dan Kami angkat
penyebutanmu (Muhammad) dengan Ali sang menantumu."
Para pembaca,
bila kita telusuri keyakinan atau aqidah bathil ini, ternyata merupakan sebuah
kesepakatan yang ada pada mereka. Tidak satupun di antara ulama-ulama jahat
mereka yang menyelisihi kesepakatan ini. Sebagaimana yang dikatakan oleh salah
seorang ulama mereka yaitu Al-Mufid bin Muhammad An-Nu'man dalam kitab Awai'ilul
Maqalaat hal 49.
Adapun bila
ditemukan pendapat sebagian kecil ulama mereka tentang tidak adanya perubahan
dan penyimpangan Al-Qur`an, maka hal itu hanyalah upaya penyembunyian aqidah
kufur mereka di hadapan umat Islam. Maka janganlah sekali-kali seorang muslim
mempercayainya. Karena mereka adalah orang-orang yang beragama dengan taqiyyah
(kedustaan). Wallaahu A'lam.
Penulis: Sumber:
Buletin Islam Al Ilmu,Jember Edisi 28/II/II/1425
Tidak ada komentar:
Posting Komentar