Taqabbalallahu minnaa wa minkum... "Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian"

28 Sep 2014

Ziarah Qubur

Dahulu kebiasaan para salafus shalih jika hati mereka mulai mengeras, atau jika mereka terlalu silau dengan kehidupan dunia, maka mereka melakukan ziarah kubur, agar hati mereka menjadi lembut dan zuhud terhadap gemerlapnya dunia.

Adapun sekarang, ketika tauhid dan aqidah disebagian umat islam sudah mulai keropos, ziarah kubur niatnya diselewengkan kepada ngalap berkah/mengemis (tabarruk) kepada penghuni kubur (tengkorak).

Padahal kalau kita gunakan akal sehat, perbuatan tersebut merupakan sesuatu yang tidak masuk akal, bagaimana mungkin seseorang yang sudah mati, seshalih apapun orang yang ada dikubur tersebut, apalagi hanya shalih menurut penilaian orang awam, kok ada saja meminta sesuatu yang merupakan kekuasaan Allah Ta'ala kepada orang yang sudah mati, lantas apa bedanya prilaku tersebut dengan para kaum musyirikin zaman jahiliyyah yang menyembah berhala (benda mati).


Jangankan mengemis kepada penghuni kubur, wong kuburan saja dilarang dijadikan tempat beribadah, tapi itulah quburiyyun, ada saja dalihnya demi untuk melegalkan ibadah syirik tersebut. Sampai-sampai nama besar Al Imam Syafi'i rahimahullah pun ikut terkena fitnah mereka, tidak puas mereka mengatasnamakan ajaran imam Syafi'i disetiap amalan bid'ahnya, kali ini mereka membuat fitnah bahwa seorang ulama sekelas imam Syafi'i pun pernah ngalap berkah dikuburan Imam Abu Hanifah rahimahullah.

Dikisahkan bahwa Imam Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan, "Saya ngalap berkah dengan Abu Hanifah. Aku mendatangi kuburannya setiap hari. Apabila aku ada hajat, maka aku pergi ke kuburannya, sholat dua rakaat dan berdoa di sisi kuburan Abu Hanifah, kemudian tak lama dari itu Allah mengabulkan doaku."

Kalaulah dongeng diatas memang benar-benar shahih, bukankah perbuatan beliau diatas sudah menyelisihi pendapatnya sendiri, sebab beliau pernah berkata: "Dan aku benci diagungkannya seorang makhluk hingga kuburannya dijadikan mesjid (tempat peribadatan), khawatir fitnah atasnya dan atas orang-orang setelahnya. (Al-Muhadzdzab 1/140, Al-Majmuu’ syarhul Muhadzdzab 5/280)

Kemudian seandainya memang benar seorang imam Syafi'i pernah ngalap berkah dikuburan, tatkala beliau berada di Hijaz, Yaman, Syam, Iraq, Mesir, disitu ada kuburan-kuburan para Nabi, sahabat dan tabi’in dimana mereka lebih utama daripada Abu Hanifah. Lantas, mengapa beliau hanya mengemis ke kuburan Abu Hanifah saja.

Sungguh dongeng diatas adalah sebuah pelecehan terhadap imam Asy Syafi'i, betapa tidak, beliau adalah orang shalih, orang yang dekat dengan Allah dan kalau meminta sesuatu tentunya beliau langsung meminta kepada Allah Ta'ala.
Mudah-mudahan orang yang memfitnah dan yang membenarkan kisah bathil diatas akan dipintai pertanggung jawaban diakhirat kelak.
Wallahu a'lam...
Footnote: Tidak terlarang meminta sesuatu kepada sesama makhluk, asalkan orang tersebut masih hidup dan permintaan tersebut tidak memang mampu ia wujudkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright 2010@All Rights Reserved By Abu Rumaisha
a
h
s
i
a
m
u
R
u
b
A