Beberapa waktu yg lalu Tim Sarkub bekerja sama dengan LSI (lembaga Survei Indonesia) melakukan survei atau folling dibeberapa kota di Indonesia, adapun survei tersebut bertujuan untuk menyamakan persepsi terhadap dalil tentang perayaan kematian (Tahlilan, red) yg akhir2 ini gencar dikritisi oleh anak2 wahabi.
Selama ini Tim Sarkub menilai anak2 Aswaja tidak kompak dalam mengambil dalil terhadap perayaan kematian tersebut, oleh karenanya diharapkan dengan adanya hasil survei ini bisa menyatukan pendapat untuk mengcounter anak2 wahabi.
Adapun sampel dalih yg di bagi kepada masyarakat Aswaja berkutat pada 3 dalih yg dianggap sama2 mempunyai kekuatan, yakni:
1. Dalam Kitab Manawa Dharma Sastra Weda Smerti hal. 99, 192, 193 yg berbunyi "Termashurlah selamatan yg diadakan pada hari pertama, ketujuh, empat puluh, seratus & seribu.
2. Abu Nu'aim rahimahullah berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Maalik: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Ahmad bin Hanbal: Telah menceritakan kepada kami ayahku: Telah menceritakan kepada kami Haasyim bin Al-Qaasim: Telah menceritakan kepada kami Al-Asyja'iy, dari Sufyaan (Ats-Tsauriy), ia berkata: Telah berkata Thaawus: "Sesungguhnya orang yg meninggal akan terfitnah (diuji) dalam kuburnya selama 7 hari. Dulu mereka menyukai untuk memberikan makanan dari mereka (yg meninggal) pada hari-hari tersebut".
3. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, bahwa ada seorang lelaki yg berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Ibuku mati mendadak, sementara beliau belum berwasiat. Saya yakin, andaikan beliau sempat berbicara, beliau akan bersedekah. Apakah beliau akan mendapat aliran pahala, jika saya bersedekah atas nama beliau?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Ya. Bersedekahlah atas nama ibumu." (HR. Bukhari 1388 & Muslim 1004)
Namun setelah diadakan survei ternyata dalih yg paling banyak dipilih masyarakat Aswaja adalah dalih no. 1 (82%), karena beberapa sebab, diantaranya:
- Dalih no. 1 tersebut merupakan syariat dari nenek moyang mereka.
- Dalih no. 1 merupakan dalih yg sangat cocok karena penentuan hari2 selamatan tersebut sangat mirip dengan apa yg selama ini di praktekkan.
- Dalih no. 1 sangat banyak acara perayaannya (dari hari ke1, 3, 7,..sampe haul) itu berarti akan banyak pula pesta kulinernya.
Adapun dalih no 2 hanya mendapatkan 14%, dikarenakan para responden menilai dalih ini masih diperdebatkan, antara tetangga yg memberi makan ataukah sang ahli waris yg memberi makan, lagipula dalam dalih tersebut acaranya hanya terbatas pada hari ke 7 saja, oleh karenanya sebagian besar responden tidak memilih dalih ini dikarenakan kurang kuat dari segi pendalihannya.
Kemudian dalih no 3 cuman mendapatkan 3%, dikarenakan mayoritas responden menilai sedekah ditujukan kepada mayyit tersebut tidak hanya sebatas menunggu perayaan ulang tahun kematian, artinya kapanpun bisa, lagipula para undangan yg hadir tidak terbatas pada orang miskin saja, orang kaya pun nimbrung. Sejatinya yg namanya sedekah itu kepada orang yg tidak mampu.
Dan yg 1% nya adalah no comment, mereka yg tidak memberi pilihan tersebut berasumsi ketiga dalih yg dianggap tim Sarkub paling kuat tersebut tidak bisa dijadikan landasan dalil untuk melegalkan perayaan kematian. Alasannya dalih no 1 merupakan dalilnya orang hindu, kemudian dalih yg no 2 merupakan atsar (bukan hadits) yg lemah. Kemudian dalih yg no 3 mereka mengatakan masa sedekah harus nunggu ada yg mati atau harus nunggu perayaan kematian.
Setelah ditelusur tim Sarkub kepada orang2 yg no comment tersebut, ternyata yg 1% tadi dari anak2 Wahabi, Muhammadiyah, Persis, Al Irsyad, HTI, PKS, dan kaum terpelajar lainnya.
Allah Ta'ala berfirman: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah". Mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". Apakah mereka akan mengikuti juga, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, & tidak mendapat petunjuk?" (QS. Al Baqarah:170)
"Dan janganlah kamu mencampuradukkan Kebenaran dengan Kebatilan & janganlah kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya" (QS. Al Baqarah: 42)
(Kolaborasi ajaran; kalimat tahlil dipadu dengan syariatnya hindu)
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, & janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu". [QS. Al Baqarah: 208].
Allah tidak menyuruh kita masuk setengah Islam & setengahnya lagi hindu
Sekedar intermezo, buat melepas penat sehabis taraweh, mohon maaf klo ada yg kebakaran jenggot upps salah...rokok, karena yg membakar bukan wahabi, tapi kyai mereka sendiri. Harap maklum ini untuk kebaikan kita bersama agar tidak terpengaruh dengan ajaran nenek moyang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar