Taqabbalallahu minnaa wa minkum... "Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian"

28 Jan 2013

Ahlul Bid'ah dalam Berdalil

Disini ana akan menjelaskan metode2 pendalilan bid'ah lovers dalam beramal ibadah, metode mereka tidak lepas dari 3 hal;

1. Tidak ada Dalil

Sering kita dapatkan bahkan kita tanyakan langsung kepada mereka yg melakukan ibadah yg tidak ada contohnya tsb, mas coba tunjukkan dalilnya ibadah yg kamu kerjakan tsb, mereka jawabnya bengong, malah katanya dikit2 dalil...dikit2 dalil, ya iya lah mas, orang bikin kue aja ada dalilnya mas (resep), orang habis kedokter aja dikasih dalil mas (resep dokter) untuk menebus obat, apalagi masalah agama mas.

Ada juga yg berdalil dgn mimpi, hingga ada sebuah firqoh yg pengen dapat dalil mereka tidur dulu untuk mendapatkannya, klo pake dalil mimpi Abu Nawas lebih pinter mas. Belum lagi yg pake dalil perasaan, kan bagus, masa ga boleh.

2. Ada Dalilnya Tapi Lemah Bahkan Palsu.

Selain tidak ada landasannya (dalil) dalam beribadah, ternyata bid'ah lovers juga berpegang pada hadits lemah & palsu. Dan yg parahnya hadits2 palsu ini lebih populer ditelinga masyarakat daripada hadits sahih, misalnya hadits2 tentang keutamaan surah Yasin, puasa nishfu sya'ban, dll.

3. Berdalil dgn Al Qur'an & Hadits sahih namun salah dalam penempatan.

Bid'ah lovers juga berdalil dgn hadits2 sahih untuk melegalkan ritual bid'ahnya. Namun sayangnya mereka memahami hadits tsb hanya dgn akal, sehingga di cocok2kan dgn ritual mereka, sehingga orang awam menganggapnya sebuah amal ibadah yg disyari'atkan.

Kita ambil contoh;
Bid'ah lovers untuk melegalkan acara dzikir jamaahnya, yakni berdalil dgn ayat QS. Al Ahzab: 41 "Wahai sekalian orang-orang yang beriman, berzikirlah kalian semua kepada Allah dengan zikir yang banyak."

Mereka memahami ayat diatas hanya dgn akal semata, & menerka2 makna berdzikirlah kalian semua tsb berarti bersama2 dlm berdzikir.

Kemudian hadits "Shalatlah kalian sebagaimana melihat aku shalat" mereka jadikan dalil untuk melegalkan niat setiap akan shalat, dihadits tsb ada kata 'Ushalli, contoh ketika mereka mau shalat magrib, maka niatnya Usholli fardhol
Maghribi... dst.

Ana pernah shalat disamping orang yg melafadzkan niat ini, waktu itu shalatnya was2, setiap kali dia ngulang takbir setiap kali itu juga dia melafadzkan niat, ana pikir kok orang ini tersiksa banget shalatnya, imam udah pada mau selesai baca surah dia barisan takbir. Islam itu mudah, kok dia malah memberatkan.

Niat itu cukup dihati, sebenarnya waktu dia ngambil wudhu itu aja sudah terbetik niatnya didalam hati untuk shalat ashar misalnya.

Trus hadits2 tentang khawarij juga yg berderajat shahih mereka pake, yakni hanya untuk mencela Syaikh Muhammad At Tamimi, & masih banyak lagi ayat2 Al Qur'an & Hadits2 sahih yg salah dalam penempatannya.

Wallahu a'lam. 7Juni

27 Jan 2013

Allah Itu Dekat

Merasakan Kedekatan Allah Dalam Kehidupan

Di Manakah Allah ?


Saudaraku kaum muslimin semoga Allah senantiasa merahmati kita semua….

Jika kita mengajukan sebuah pertanyaan yang sangat mendasar ini pada saudara-saudara kita sesama muslim, kita pasti akan mendapatkan jawaban yang beragam. Keyakinan tentang di mana Allah berada adalah aqidah yang tentunya melandasi setiap gerak langkah kehidupan seorang manusia. Kekeliruan dalam keyakinan ini bisa menimbulkan imbas yang sangat besar dalam keseluruhan rangkaian kehidupan seseorang.

24 Jan 2013

Mengapa Maulid Nabi Dikategorikan Sebagai Bid’ah?

Segala puji hanyalah milik Allah. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah. Wa ba’du.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, di bulan Rabi’ul Awwal ini, banyak kaum muslimin yang merayakan maulid Nabi. Telah banyak pula tulisan yang menjelaskan bahwa perayaan maulid tidak ada tuntunannya di dalam Islam. Dengan memohon pertolongan Allah, sedikit bahasan ini akan memaparkan alasan mengapa maulid dikategorikan sebagai bid’ah sehingga tidak seyogyanya seorang muslim merayakannya. Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua.

Pengertian ringkas bid’ah


Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan bid’ah adalah setiap perbuatan yang diada-adakan dalam agama yang tidak ada dalil yang menunjukkan disyari’atkannya perbuatan tersebut” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2/127)

21 Jan 2013

Antara Kyai dan Dokter

Tulisan ini bukan bermaksud untuk mengadu domba antara kyai & dokter, namun disini ana akan menulis tentang pandangan di sebagian masyarakat terhadap kedua profesi tersebut. 

Sebelumnya ana akan menjelaskan pengertian dari kedua profesi tersebut, kyai adalah panggilan kepada orang yg dianggap berilmu dalam hal agama, sedangkan dokter adalah sebuah profesi yg tugasnya mengobati penyakit.

Adapun persamaan dari kedua profesi tersebut adalah sama2 mengobati & menjaga kesehatan manusia, cuman klo kyai tugasnya mengobati penyakit rohani & penyakit hati sedangkan dokter terpokus pada penyakit jasmani.

Adapun perbedaan dari kedua profesi tersebut menurut pandangan masyarakat adalah:
1. Untuk memilih dokter mereka sangat selektif bahkan mencari yg punya nama & top punya sedangkan untuk memilih dokter rohani mereka cenderung kepada banyaknya pengikut kyai tersebut, juga amalan2 yg diajarkannya banyak walaupun amalan bid'ah.

20 Jan 2013

Ibnu Taimiyyah dan Maulid Nabi

Ada sebuah tulisan yang cukup menggelitik dari pemilik Blog salafytobat [lihat :http://salafytobat.wordpress.com/2009/05/11/pemalsuan-pendapat-salaf-oleh-wahhaby-dengan-kedok-takhrij-dan-mukhtarat-meringkas/] yang mengulas tentang Ibnu Taimiyyah dan Maulid Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dalam tulisan tersebut – dengan yakinnya – ia mengatakan bahwa Salafy-Wahabi telah melakukan kecurangan dalam peringkasan kitab Ibnu Taimiyyah. Dan ia menyiratkan satu kesimpulan bahwa Ibnu Taimiyyah rahimahullah telah membolehkan dan ‘merestui’ pelaksanaan Maulid Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dengan sedikit disertai satu atau dua lembar scan buku yang berhasil ia dapatkan, pemilik blog Salafytobat hendak mengelabuhi pembaca – seperti biasa ia lakukan – untuk meyakinkan bahwa apa yang ia tulis adalah benar.

19 Jan 2013

Renungan Untuk Kyai

Siapa anda wahai kyai, apakah stempel surga ada ditanganmu, sehingga orang2 berebut mencium tanganmu. Apakah surga Alloh Subhanahu wa Ta'ala ada ditanganmu, sehingga apabila ada orang yg mencium tanganmu, anda julurkan tanganmu kebawah seolah2 orang yg mencium tanganmu sedang sujud kepadamu.

Rasul manusia terbaik dipermukaan bumi, dari Nabi Adam sampe kiamat, tidak seorangpun dibiarkan rukuk dihadapannya.

Siapa anda wahai kyai, anda tidak lebih mulia dari Nabi Muhammad Shallallohu 'alaihi wa sallam, kalau Nabi Muhammad manusia paling shaleh, paling alim dipermukaan bumi tidak berhak mengarang soal syariat, lalu berhak-kah anda wahai kyai mengarang soal syariat.

Lalu cara ibadah yg anda lakukan sendiri yg tdk ada tuntunannya dari Rasul, juga tidak ada satupun wahyu berbicara tentang itu, dari manakah anda mendapatkan hak untuk mengarang syariat, Tuhan mana yg memberi izin kepadamu, Jibril mana yg turun kepadamu. Risalah apa yg kau dapatkan.

Wahai kyai, surga mana yg kau janjikan, pahala dari Tuhan mana yg kau bagikan renungkanlah, sekali lagi anda tdk lebih mulia dari Abu Bakar, Umar , Utsman, Ali radhiallohu 'anhu, Imam Ahmad juga anda tidak lbh mulia dari imam Syafi'i rahimahulloh...

15 Jan 2013

Jika Kalian Bisa Menjamin, Maka Akan Saya Ikuti

Jika kalian bisa menjamin
Menabuh dendang pada maulid nabi
Melantunkan sajak bermaksud pujian pada baginda
adalah tiket masuk menuju surga
Maka saya akan ikuti
Tapi saya tertahan, karena baginda nabi bersabda,"

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ 

“Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami ini (Islam), dengan apa-apa yang tidak ada padanya maka itu tertolak.”  (*)

10 Keanehan Para Pro-Maulid

Tulisan berikut sengaja disusun oleh Rumaysho.com untuk menunjukkan kekeliruan pembelaan terhadap acara maulid Nabi yang selama ini tersebar di tengah kaum muslimin. Ditambah pula, tulisan ini menjawab beberapa syubhat (kerancuan) yang disuarakan oleh para pendukung maulid.

Berikut keanehan para pendukung maulid, 3 di antaranya yang kami sebutkan kali ini:

1- Katanya mencintai Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, namun beribadah tanpa perintah Nabi.
Kita selaku umat Islam diperintahkan untuk mencintai Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut ini,

قُلْ إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah: 24).

9 Jan 2013

Dan Taabi’iin pun Beraliran Wahabiy.....

Tabi’iin Membenci dan Melarang Shalat di Kubur
عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي ابْنُ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: " لا أَعْلَمُهُ إِلا كَانَ يَكْرَهُ الصَّلاةَ وَسَطَ الْقُبُورِ كَرَاهَةً شَدِيدَةً "
Dari Ibnu Juraij, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepadaku Ibnu Thaawuus, dari ayahnya; ia (Ibnu Thaawuus) berkata : “Aku tidak mengetahuinya (Thaawuus), kecuali membenci shalat di tengah-tengah kubur dengan kebencian yang amat sangat” [Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq dalam Al-Mushannaf no. 1592; sanadnya shahih].
Thaawuus bin Kaisaan Al-Yamaaniy, Abu ‘Abdirrahmaan Al-Humairiy; seorang yang ulama besar dari kalangan taabi’iin pertengahan, tsiqah, faqiih, lagi faadlil. Termasuk thabaqah ke-3, wafat tahun 106 H, dan dikatakan juga setelah itu. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 462 no. 3026].

2 Jan 2013

Akhi, Belajarlah Terlebih Dulu…

Sa’id bin Jubair rahimahullah berkata, “Tidak akan diterima ucapan kecuali apabila dibarengi dengan amalan. Tidak akan diterima ucapan dan amalan kecuali jika dilandasi dengan niat. Dan tidak akan diterima ucapan, amalan, dan niat kecuali apabila bersesuaian dengan as-Sunnah.” (lihat al-Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil munkar karya Ibnu Taimiyah, hal. 77 cet. Dar al-Mujtama’)

A. Landasan Ucapan dan Amalan


Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Janganlah kamu mengikuti apa-apa yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, itu semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. al-Israa’: 36).
Copyright 2010@All Rights Reserved By Abu Rumaisha
a
h
s
i
a
m
u
R
u
b
A