Ketika kita
memperhatikan kata-kata wahyu dari Al Qur'an dan Sunnah, kita melihat bahwa
realita ummat Islam terlingkupi dengan huruf-huruf yang jelas. Tidak samar bagi
orang yang melihat hakikat urusan ini yang tidak tertipu dengan fatamorgana yang
muncul tapi sirna bahwa penyakit Wahn telah menggerogoti urat-urat ummat
ini.
Reatita ini telah
ada isyarat kepadanya, peringatan jelas tanpa samar tentangnya. Jelas tanpa
kekaburan. Terang tanpa terselubung kabut yang bisa rnengganggu
pandangan.
Itu dalam hadits
dari Tsauban radhiyallahu 'anhu maula Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
ketika beliau berkata:
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Hampir terjadi
keadaan yang mana ummat-ummat lain akan mengerumuni kalian bagai orang- orang
yang makan mengerumuni makanannya. "
Nabi berkata:
Bahkan, pada saat itu kalian banyak jumlahnya, tetapi kalian bagai ghutsa' (buih
kotor yang terbawa air saat banjir). Pasti Allah akan cabut rasa segan yang ada
didalam dada- dada musuh kalian, kemudian Allah campakkan kepada kalian rasa
wahn. "
Kata para
sahabat: "Wahai Rasulullah, apa Wahn itu?
Beliau bersabda:
"Cinta dunia dan takut mati. "
(HR Abu Daud no.
4297, Ahmad 5/278, Abu Nu'aim dalam At Hilyah l /182 dengan dua jalan dan dengan
keduanya hadits ini menjadi shohih)
Hadits ini yang
menceritakan ape wahn itu menunjukkan keadaan ummat Islam.
Pertama:
Musuh-musuh Allah dari kalangan tentara Iblis serta pendukung syaithan selalu
memata-matai perkembangan ummat Islam serta negara mereka. Karena mereka telah
melihat penyakit wahn ini telah merasuki kaum musiimin. Penyakit ini telah
menyembelih leher-leher ummat Islam. Maka mereka menerkamnya dan masih
menyembunyikan sisanya.
Kaum kuffar dan
musyrikin ahlul kitab selalu melakukan hal demikian sejak munculnya fajar
is¬lam. Itu terjadi ketika daulah Islam yang murni yang ditanamkan pondasinya
dan dikokohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di Madinah dan
sekitarnya.
Ini ditegaskan
dalam hadits yang menceritakan tiga orang yang sengaja tidak ikut berperang (HR
Bukhari Muslim), sebagaimana dikatakan oleh Ka'ab bin Malik radhiyallahu 'anhu:
"...Ketika aku berjalan di pasar Madinah, tiba-tiba ada seorang petani dari
petani-petani negeri Syam yang membawa makanan untuk dijual di
Madinah
berkata: Siapa
yang bisa menunjukkan Ka'ab bin Malik kepadaku? Maka orang-orang menunjukinya,
maka dia datangi aku kemudian menyerahkan kepadaku sebuah surat dari raja
Ghassan. Dan saya adalah seorang terpelajar, maka aku baca ternyata didalamnya
tertulis: Amma ba'du, telah sampai kepada kami berita bahwa teman-temanmu
bersikap keras kepadamu. Dan Allah tidak akan membiarkanmu berada di negeri yang
penuh dengan kehinaan dan kesempitan, maka datanglah dan bergabunglah dengan
kami, kami akan menampungmu."
Perhatikan, wahai
muslim yang cerdas dan coba renungkan, wahai saudara terkasih, bagaimana
orang-orang kafir selalu mengawasi berita-berita daulah Islam. Bila ada
kesempatan, mereka akan menerkamnya dari segala penjuru. Itu juga dijelaskan
dengan:
Kedua:
Sesungguhnya ummat-ummat kafir saling membantu dan bergabung untuk menyerang
Islam, daulahnya, pemeluknya dan para da'inya.
Siapa yang
membaca sejarah perang Salib, akan tahu bagaimana peristiwa itu. Yang mana Bani
Ashfar mempersiapkan pasukannya untuk membinasakan daulah khilafah. Akan jelas
hal ini seperti jelasnya cahaya matahari ditengah teriknya
siang.
Dan hingga
sempurna bagi mereka hal itu, maka mereka membuat "Kelompok", kemudian 'Badan
orgainisasi", kemudian "dewan", kemudian "Organisasi dunia", dengan itu mereka
membakarnya semangat mereka dengan slogan-slo¬gan. Juga:
Ketiga:
Negeri-negeri Islam adalah sumber-¬sumber kebaikan dan berkah. Maka ummat-ummat
kafir ingin menguasainya. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam menyerupakannya dengan makanan baik yang membuat berselera para
menyantapnya, maka mereka menyerbunya, setiap penyerbu ingin mendapat bagian
seperti bagian singa.
Ke empat:
Orang-orang kafir membuat negeri-¬negeri Islam menjadi berkelompok terpecah dan
terpisah-pisah, sebagaimana datam hadits Abdullah bin Hawalah radhiyallahu 'anhu
berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Nanti kalian
akan menjadi pasukan yang berkelompok¬kelompok. Satu kelompok di Syam, satu
kelompok di Iraq, dan satu kelompok di Yaman." kata sahabat: Berilah pilihan,
wahai Rasulullah. Maka beliau bersabda: "Pilihlah yang di Syam, siapa yang
enggan, maka yang di Yaman. Dan hendaklah dia minum dari airnya, karena Allah
menjaminkan untukku negeri Syam dan penduduknya. "
Rabi'ah berkata:
Aku mendengar Idris Al Khaulani menyampaikan hadits ini dan berkata: "Dan siapa
yang dijamin Allah tidak akan tersia-sia."
Bukankah ini
realita ummat Islam?! Mereka menjadi negara-negara yang terpisah. Tidak punya
wibawa.Tidak bisa berkuasa mengurus dalam dan luar negerinya dengan merdeka.
Semuanya diatur oleh or¬ang kafir. Hanya Allah yang kita minta pertolongannya
dan kepadanya kita bertawakkal.
Ke enam: Kini,
orang kafir tidak segan lagi kepada kaum muslimin, karena mereka (kaum muslimin)
sudah kehilangan wibawanya dihadapan umrnat-ummat lainnya. Yang mana dulu wibawa
itu membuat gemetar lutut dan sendi-sendi orang kafir dan pasukan Iblis. Itu
karena senjata penghancur milik kaum muslimin tidak lagi ditakuti oleh orang
kafir.
Allah
berfirman:
"Akan Kami
lemparkan dalam hati orang-orang kafir¬ rasa takut akibat mereka menyekutukan
Allah. " (Ali Imran: 151)
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda;
"Aku ditolong
Allah dengan musuh mengalami rasa takut, padahal aku masih sebulan perjalanan
kesana. "
Ke tujuh:
Unsur-unsur kekuatan ummat Is¬lam bukan pada banyaknya jumlah dan kekuatannya,
pasukan kavalerinya dan kesombongannya, pasukan infantrinya dan para
komandannya, tapi pada aqidahnya dan manhajnya. Karena ummat ini adalah ummat
tauhid dan pengusung panji- panji tauhid.
Apakah engkau
tidak dengar sabda Rasulutlah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika menjawab
pertanyaan seorang sahabat tentang jumlah: "Bahkan kalian ketika itu banyak !"
?
Perhatikan
pelajaran dari perang Hunain, akan engkau dapati dia menjadi contoh disetiap
masa.
"Dan hari Hunain
ketika kalian merasa takjub dengan jumlah kalian yang banyak, tapi itu tidak
berguna bagi kalian sedikitpun. " (QS At Taubah:26)
Ke delapan:
Posisi ummat Islam ticlak dipertimbangkan sedikitpun diantara ummat¬ummat dimuka
bumi, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Akan tetapi
kalian bagai buih, seperti buih banjir."
Sabda ini
memberikan beberapa hal:
a. Buih yang
mengalir membawa banyak kotoran bersamanya. Begini juga ummat Islam, berjalan
bersama kotoran ummat Kafir
b. Banjir membawa
buih yang tidak bermanfaat bagi manusia. Begitu juga ummat Is¬lam, tidak
melaksanakan perannya dihadapan ummat-ummat lain, yaitu Amar Ma'ruf dan Nahyi
Mungkar.
c. Buih akan
segera sirna. Dan karena itu Allah akan mengganti siapa yang berpaling dan
mengokohkan kelompok yang bermanfaat bagi manusia di muka
bumi.
d. Buih yang
dibawa banjir tercampur dengan kotoran tanah. Begitu juga pemikiran mayoritas
ummat Islam telah terkontaminasi dengan sampah filsafat dan budaya yang
rusak.
e. Buih yang
dibawa oleh banjir tidak tahu akan berakhir dimana karena dia berjalan bukan
atas keinginannya. Dia seperti orang yang menggali kuburnya dengan kukunya.
Begitu juga ummat Is¬lam, tidak tahu apa yang sedang direncakan musuh¬-musuhnya
atas diri mereka. Ironisnya, mereka masih saja membebek dan mengikuti mana yang
lebih keras gaungnya dan bersikap bagai pucuk Erau yang bergerak kemana angin
meniupnya.
Ke sembilan:
Ummat Islam menjadikan dunia sebagai target utamanya. Tujuan ilmunya. Oleh
karena itulah mereka menjadi takut mati. Cinta dunia karena mereka meramaikan
dunia hingga lupa kepada kampung akhirat.
Rasullullah
shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengkhawatirkan hal ini menimpa
ummatnya.
Dari Abdullah bin
'Amr bin Al 'Ash dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Bila
ditaklukkan Persia dan Romawi, di kaum mana kalian? Abdurrahman bin Auf berkata:
Kami akan berposisi seperti yang Allah perintahkan kami (yaitu akan memuji-Nya,
bersyukur kepada-Nya dan meminta tambahan dari nikmat-Nya. Lihat An Nawawi
18/96),
Kata beliau:
Jangan sampai selain itu, yaitu kalian akan saling berlomba-lomba, kemudion
saling mendengki, kemudian saling membelakangi,kemudian saling membenci -atau
yang sejenisnya ¬kemudian kalian berjalan dihadapan muhajirin yang miskin dan
sebagian kalian memakan sebagian. "(HR Muslim no_ 2962)
Oleh karena
ketika ditaktukkan perbendaharaan Persia, Umar bin At Khaththab radhiyallahu
'anhu menangis dan berkata: "Sesungguhnya harta ini jika dibukakan kepada sebuah
ummat, Allah jadikan permusuhan diantara mereka."
Ke sepuluh:
Ummat-ummat kafir tidak akan bisa menghabiskan ummat Islam, walau mereka bersatu
untuk itu dari segala penjuru -dan mereka memang sudah bersatu-, sebagaimana
dinyatakan dengan jelas dalam hadits Tsauban radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya
Allah telah melipat bumi ini bagiku, maka aku melihat bagian timur dan baratnya.
Dan ummatku akan sampai kekuasaan mereka seperti yang ditunjukkan kepadaku. Aku
juga diberi perbendaharan merah dan putih (emas dan perak yang itu adalah harta
benda kerajaan Persia dan Rumawi) dan aku meminta kepada Allah untuk ummatku
agar tidak dibinasakan dengan kelaparan setahun yang membinasakan mereka. Dan
agar jangan sampai mereka dikuasai musuh selain diri mereka sendiri hingga akan
dihancurkan mereka hingga akar-akarnya. Dan Alla telah berfirman
:
Wahai Muhammad,
Sesungguhnya Aku bila menetapkan suatu ketetapan, maka itu tidak bisaditolak.
Aku memberikan bagi ummatmu untuk tidak dibinasakan dengan kelaparan
setahun.
Dan Aku tidak
jadikan berkuasa mereka stu musuhpun selain diri sendiri yang akan menyerang
mereka sendiri walau musuhnya sudah bersatu dari berbagai penjuru. Hingga
diantara mereka sendiri yang saling menghacurkan satu dengan lainnya (HR Muslim
no. 2889)
Maka apa yang
bisa membuat sebuah pohon yang kokoh yang akarnya menancap ke bumi dan cabangnya
mencakar ke langit menjadi sia-sia?!
Penulis: Asy
Syaikh Salim Al Hilali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar