Alkisah, konon di suatu tempat di negeri Aswaja tepatnya di kampung bid'ah, terjadi dialog antara seorang ustadz yang ngga paham soal bid'ah dengan seorang santrinya yang tak terlalu pinter (tentunya dialog ini hanyalah rekayasa). Dialog ini menceritakan tentang aduan seorang santri kepada ustadnya dikarenakan ada ikhwan (mantan bid'ah lovers) yang mencoba menasehati bahwa apa yang diamalkannya selama ini tidak ada tuntunannya.
Singkat cerita sang ustadz menyuruh santrinya untuk mengundang ikhwan tersebut kerumah agar mau berdialog tentang permasalahan bid'ah. Pada suatu hari dipertemukanlah ikhwan tadi dengan ustadz, setelah saling mengucap salam dan berbasa-basi, dimulailah dialog tentang masalah bid'ah...
Ustadz: "Wahai mantan jama'ahku yang baik", Aku mendengar akhir-akhir ini engkau rajin hadir dipengajian salafy wahabi (sawah), bahkan aku dengar engkaupun sudah berani membid'ahkan ajaran yang dulu kau amalkan (maulid, ultah kematian, yasinan dll). Apakah kamu lupa dengan apa yang aku ajarkan bahwa bid'ah itu ada yang dholalah (sesat) dan ada yang hasanah. Janganlah kamu terdoktrin oleh ustadz sawah tersebut.