20 Okt 2010
HADIRILAH KAJIAN ISLAM ILMIYYAH
Bismillaah walhamdulillaah
Hadirilah Kajian Islam Ilmiyyah, insyaa Allaah bersama:
Al-Ustadz Muhammad Na’im, Lc. hafizhahullaahu wa ra’aahu
(Alumni Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah KSA & Pengasuh Ponpes Al-Madinah Boyolali-Jawa Tengah)
Tema: Mengikuti Pemahaman Salafush Shalih (Shahabat Nabi)
Waku & Tanggal: Ahad pagi 07-09, 24 Oktober 2010
Tempat: Majelis Taklim Arrahmat, Jl. A. Yani KM. 6 Banjarmasin
Insya Allah rekaman hasil kajian ini juga bisa di-download di kajianbanjar.wordpress.com, nanti setelah kajian semuanya selesai.
19 Okt 2010
Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama [ NU ] Tentang Tahlilan, Menyediakan Makanan Kepada Penta’ziyah
MUKTAMAR I NAHDLATUL ULAMA (NU) KEPUTUSAN MASALAH DINIYYAH NO: 18 / 13 RABI’UTS TSAANI 1345 H / 21 OKTOBER 1926 DI SURABAYA
Keluarga Mayit Menyediakan Makanan Kepada Penta’ziyah
Soal : Bagaimana hukumnya keluarga mayat menyediakan makanan untuk hidangan kepada mereka yang datang berta’ziyah pada hari wafatnya atau hari-hari berikutnya, dengan maksud bersedekah untuk mayat tersebut? Apakah ia (keluarga) memperoleh pahala sedekah tersebut?
Soal : Bagaimana hukumnya keluarga mayat menyediakan makanan untuk hidangan kepada mereka yang datang berta’ziyah pada hari wafatnya atau hari-hari berikutnya, dengan maksud bersedekah untuk mayat tersebut? Apakah ia (keluarga) memperoleh pahala sedekah tersebut?
Jawab : Menyediakan makanan pada hari wafat atau hari ketiga atau hari ketujuh itu hukumnya makruh, apabila harus dengan cara berkumpul bersama-sama dan pada hari-hari tertentu, sedang hukum makruh tersebut tidak menghilangkan pahala sedekah itu.
HADIRILAH KAJIAN ISLAM ILMIYYAH
Bismillaah walhamdulillaah...
Hadirilah Kajian Islam Ilmiyyah, insyaa Allaah bersama:
Al-Ustadz Muhammad Na’im, Lc. hafizhahullaahu wa ra’aahu
(Alumni Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah KSA & Pengasuh Ponpes Al-Madinah Boyolali-Jawa Tengah)
Untuk lengkapnya silakan lihat pamflet di bawah ini:
Hadirilah Kajian Islam Ilmiyyah, insyaa Allaah bersama:
Al-Ustadz Muhammad Na’im, Lc. hafizhahullaahu wa ra’aahu
(Alumni Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah KSA & Pengasuh Ponpes Al-Madinah Boyolali-Jawa Tengah)
Untuk lengkapnya silakan lihat pamflet di bawah ini:
18 Okt 2010
Ngalap Berkah Kyai, Bolehkah?
Orang alim memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan Allah. Juga tinggi kedudukannya di hadapan makhluk-Nya. Semua ini merupakan pemberian dan karunia-Nya. Allah mengatakan di dalam Al-Qur’an:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11)
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ
”Katakanlah: ‘Hai Tuhan yang memiliki kerajaan, engkau berikan kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan engkau cabut kerajaan dari siapa yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebaikan.’” (Ali ‘Imran: 26)
17 Okt 2010
Ilmu, Mutiara Berharga Bagi Seorang Muslim
Hendaklah setiap
muslim mengetahui bahwa perjalanan hidup mereka di dalam mencari ridho Allah
Azza wa Jalla, tidak akan menuju kesempurnaan kecuali didasari dengan ilmu
syariat. Maka ilmu adalah sarana yang sangat penting bagi kemaslahatan manusia
untuk menjalankan aktifitas hidup di dunia. Karena ilmu merupakan sumber
kehidupan jiwa dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Ketahuilah,
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus kita ke muka bumi adalah dalam
rangka menjalankan tugas yang mulia. Yaitu mempersembahkan ibadah hanya kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala, menegakkan syariat-Nya, serta memberantas berbagai
kemungkaran yang bisa mengundang murka Allah Subhanahu Ta `ala. Sebagaimana
Allah Subhanahu wa Ta `ala berfirman : "Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku, Aku tidak menghendaki rejeki
sedikitpun dari mereka dan Aku tidak nrenghendaki supaya nrereka memberi¬ Aku
makan. Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pemberi rejeki, yang mempunyai
kekuatan lagi sangat kokoh. "(Adz-Dzaariyaat:56)
15 Okt 2010
Metode Yang Benar Dalam Memahami Islam
Adalah suatu fenomena yang kita saksikan dan tidak bisa dipungkiri bahwasanya ummat Islam sudah terpecah belah menjadi beberapa golongan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri mengabarkan bahwasanya ummatnya akan terpecah menjadi 73 golongan (dan ini sudah terjadi), semuanya masuk neraka kecuali satu golongan yaitu orang-orang yang mengikuti Rasulullah dan para shahabatnya.
Akan tetapi, ketika ditanyakan kepada golongan-golongan tersebut, mereka menjawab bahwasanya mereka berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah bahkan masing-masing golongan menyatakan golongannyalah yang benar sedangkan yang lainnya salah/sesat, bersamaan dengan itu kita ketahui dan saksikan bahwa golongan-golongan tersebut satu sama lainnya saling bertentangan, bermusuhan bercerai-berai dan tidak berada dalam satu manhaj yang menyatukan mereka. Hal ini seperti dikatakan di dalam sya'ir: "Setiap orang mengaku punya hubungan dengan Laila akan tetapi Laila tidak mengakuinya.
Akan tetapi, ketika ditanyakan kepada golongan-golongan tersebut, mereka menjawab bahwasanya mereka berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah bahkan masing-masing golongan menyatakan golongannyalah yang benar sedangkan yang lainnya salah/sesat, bersamaan dengan itu kita ketahui dan saksikan bahwa golongan-golongan tersebut satu sama lainnya saling bertentangan, bermusuhan bercerai-berai dan tidak berada dalam satu manhaj yang menyatukan mereka. Hal ini seperti dikatakan di dalam sya'ir: "Setiap orang mengaku punya hubungan dengan Laila akan tetapi Laila tidak mengakuinya.
11 Okt 2010
Memahami Tawassul
Pembaca muslimah yang semoga dirahmati Allah, tawassul adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ketaatan kepada-Nya, beribadah kepada-Nya, mengikuti petunjuk Rasul-Nya dan mengamalkan seluruh amalan yang dicintai dan di ridhai-Nya, lebih jelasnya adalah kita melakukan suatu ibadah dengan maksud mendapatkan keridhaan Allah dan surga-Nya. Tentu saja ini merupakan bentuk ibadah kepada Allah yang sering kali kita lakukan dalam kehidupan kita namun perlu diketahui bahwa tidak sedikit pula orang yang terjerumus kedalam tawassul yang itu sama sekali tidak di syari’atkan di dalam agama Islam. Ada sebagian orang yang mentakwil hadits-hadits tentang tawassul dengan berdasarkan akal pemikiran dan hawa nafsu belaka. Sehingga muncullah berbagai bentuk tawassul yang sama sekali tidak ada tuntunannya dalam syari’at Islam bahkan merupakan kesyirikan yang besar.
3 Okt 2010
Meneladani Sahabat Nabi, Jalan Kebenaran
Di tengah maraknya pemikiran dan pemahaman dalam agama Islam, klaim kebenaran begitu larisnya bak kacang goreng. Setiap kelompok dan jama’ah tentunya menyatakan diri sebagai yang lebih benar pemahamannya terhadap Islam, menurut keyakinannya.
Kebenaran hanya milik Allah. Namun kebenaran bukanlah suatu hal yang semu dan relatif. Karena Allah Ta’ala telah menjelaskan kebenaran kepada manusia melalui Al Qur’an dan bimbingan Nabi-Nya Shallallahu’alaihi Wasallam. Tentu kita wajib menyakini bahwa kalam ilahi yang termaktub dalam Al Qur’an adalah memiliki nilai kebenaran mutlak. Lalu siapakah orang yang paling memahami Al Qur’an? Tanpa ragu, jawabnya adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Dengan kata lain, Al Qur’an sesuai pemahaman Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan sabda-sabda Shallallahu’alaihi Wasallam itu sendiri keduanya adalah sumber kebenaran.
1 Okt 2010
SUFI TIDAK TAKUT KEPADA NERAKA & TIDAK MEMBUTUHKAN SURGA
Inilah di antara perkataan tokoh-tokoh mereka. As-Sulami, Al-Hajuwiri, Al-Manufi Al-Husaii, meriwayatkan bahwa Abu Yazid Al-Busthami yang disebut sebagai Al-Junaid al-Baghdadi -seperti yang mereka riwayatkan-:
"Abu Yazid Al-Bustami di kalangan kami adalah SEPERTI MALAIKAT JIBRIL di kalangan malaikat." (Kasyfu Al-Mahjubi, Al-Hajuwiri, hal. 313). Ia berkata, "Surga itu TIDAK PERNAH TERLINTAS di hati orang-orang yang mempunyai cinta, karena mereka terhalang daripadanya karena cinta mereka."
(Thabaqatu Ash-Shufiyyah, As-Sulami, hal. 19. Kasyfu Al-Mahjubi, Al-Hajuwiri, hal. 318. Jamharatu Al-Auliyai, Al-Manufi Al-Husaini, Jilid II, hal. 139. Juga An-Nur fi Kalimati Abi Thaifur, As-Sahlaji, hal. 169)
Langganan:
Postingan (Atom)