Taqabbalallahu minnaa wa minkum... "Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian"

23 Apr 2012

Kesalahan Barzanji Kitab Induk Peringatan Maulid Nabi

Kesalahan Kitab Barzanji, Qashidah Burdah, Maulid Diba', Rotib Al Haddad dan Maulid Syarafil Anam [+ Scan Buku Terjemahan]



20 Apr 2012

Demonstrasi Hanya Menambah Petaka

Siapa pun dengan pasti akan memprediksi,”Pasti akan berakhir rusuh!”.
         
   Hati semakin bersedih dan jiwa bertambah sesak melihat kenyataan pada beberapa tempat di negeri ini. Korban luka berjatuhan bahkan ada yang berakhir dengan meregang nyawa. Batu-batu beterbangan diselingi dengan asap dan api bom molotov. Benda-benda tumpul entah kayu, besi atau lainnya. Terlihat jelas berada di tangan-tangan sekelompok anak muda yang menamakan diri mereka sebagai Barisan Mahasiswa.
            Pihak aparat keamanan yang berusaha mengikuti prosedur dan protap pengamanan, sesungguhnya telah cukup bersabar.

18 Apr 2012

Dia... di atas Langit

Amat mengherankan perkaranya ketika dimunculkan satu pertanyaan i'tiqodiyah, "Di mana Allah?", kita mendapatkan jawaban yang bermacam-macam dan berbeda-beda dari mulut-mulut kaum muslimin. Ada yang beranggapan bahwa tidak boleh mempertanyakan di mana Allah, tetapi tak sedikit pula yang menjawab, "Allah ada di mana-mana", lebih ironisnya ada yang mengatakan, "Allah tidak di atas, tidak juga di bawah, tidak di sebelah kanan tidak pula di sebelah kiri, tidak di barat tidak di timur, tidak di selatan tidak juga di utara."

Para pembaca, sungguh sangat memprihatinkan bila seorang muslim atau banyak muslim tidak mengetahui masalah pokok dalam agamanya ini, tapi apa hendak dikata bila memang realita yang ada menunjukkan demikian, satu fenomena yang cukup mu`sif (menyedihkan) menimpa ummat ini yang dilatarbelakangi dengan jauhnya dari pendidikan ilmu agama yang benar, sementara Allah telah berfirman, "Allah menganugrahkan al hikmah (kepahaman yang dalam tentang Al Qur`an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendakiNya.

17 Apr 2012

Mengapa Harus Bermanhaj Salaf ?

Orang-orang yang hidup pada zaman Nabi adalah generasi terbaik dari umat ini. Mereka telah mendapat pujian langsung dari Allah dan Rasul-Nya sebagai sebaik-baik manusia. Mereka adalah orang-orang yang paling paham agama dan paling baik amalannya sehingga kepada merekalah kita harus merujuk.
Manhaj Salaf, bila ditinjau dari sisi kalimat merupakan gabungan dari dua kata; manhaj dan salaf.
Manhaj dalam bahasa Arab sama dengan minhaj, yang bermakna: Sebuah jalan yang terang lagi mudah. (Tafsir Ibnu Katsir 2/63, Al Mu’jamul Wasith 2/957).
Sedangkan salaf, menurut etimologi bahasa Arab bermakna: Siapa saja yang telah mendahuluimu dari nenek moyang dan karib kerabat, yang mereka itu di atasmu dalam hal usia dan keutamaan. (Lisanul Arab, karya Ibnu Mandhur 7/234).
 Dan dalam terminologi syariat bermakna: Para imam terdahulu yang hidup pada tiga abad pertama Islam, dari para shahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tabi’in (murid-murid shahabat) dan tabi’ut tabi’in (murid-murid tabi’in). (Lihat Manhajul Imam As Syafi’i fii Itsbatil ‘Aqidah, karya Asy Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Wahhab Al ‘Aqil, 1/55).

14 Apr 2012

Membaca Al Quran di Sisi Kubur

Yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita, sebagian yang ziarah kubur sering membawa Qur’an –terutama surat Yasin-, lalu membacanya di sisi kubur. Kita sepakat bahwa Al Qur’an adalah kalamullah dan surat Yasin adalah surat yang baik, mengandung pelajaran dan hikmah-hikmah penting di dalamnya. Namun apakah ketika ziarah kubur dituntunkan demikian? Ataukah ada tuntunan atau ajaran lainnya dari Rasul kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam?

Mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa silam, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah ditanya, “Apakah membaca Al Qur’an di sisi kubur termasuk amalan yang tidak dituntunkan khususnya surat Fatihah dan Al Baqarah? Karena setahu saya setelah membaca kitab Ar Ruh karya Ibnul Qayyim bolehnya membaca Qur’an ketika pemakaman mayit dan setelah pemakaman.

12 Apr 2012

Berjabat Tangan Seusai Shalat

Tanya : Saya melihat sebagian jama’ah di masjid kita ini enggan berjabat tangan seusai shalat berjama’ah sebagaimana lazimnya kaum muslimin yang lain. Bukankah orang tersebut menyelisihi sunnah Rasul ? Bukankah dengan berjabat tangan ini dapat menggugurkan dosa ? Dan apakah ini termasuk dari tanda kesombongan orang tersebut ?

Jawab : Terima kasih atas pertanyaan yang disampaikan. Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu telaahan cermat untuk mendudukkan perkara ini sehingga tidak menimbulkan praduga berlebihan terhadap sesama muslimin. Dan yang lebih penting lagi adalah, mendudukkan perkara ini dengan timbangan syari’at yang benar sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan para ulama setelahnya.
Benar apa yang dikatakan oleh Penanya bahwasannya jabat tangan yang dilakukan oleh seorang muslim dengan muslim lainnya (dengan ikhlash dan kecintaan) apabila bertemu akan menggugurkan dosa-dosanya.

8 Apr 2012

Penamaan sebuah majelis dengan nama "Majelis Rasulullah" dan konsekuensinya

Penulis sengaja menulis artikel ini sebagai ungkapan uneg-uneg penulis yang berawal ketika melihat tingkah polah seseorang (sebut saja si Fulan), menggenakan sebuah baju jaket berwarna hitam yang dibelakangnya bertuliskan "Majelis Rasulullah". Namun sayangnya sikap dari si Fulan tersebut sangat tidak mencerminkan sikap dan akhlak  seorang muslim yang dibina, diajarkan  oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Selain tidak mengenakan helm, si fulan terkesan ugal-ugalan di jalan raya, seakan-akan jalan raya hanya miliknya sendiri. Penulis menyadari dan berkhusnuzzhan bahwa itu hanyalah ulah segelintir oknum saja.
Penamaan Majelis
Para sahabat saja tidak menamakan "Majelis Rasulullah" (baca : Majelis Nabi) kalau tidak ada Rasulullah hadir di dalam sebuah majelis tersebut. Mereka mengatakan sebuah majelis dengan sebutan  "Majelis kaum Anshar" atau yang lainnya.

7 Apr 2012

Sejarah Kemunculan Syi’ah

Secara fisik, sulit dibedakan antara penganut Islam dengan Syi’ah. Akan tetapi jika diteliti lebih dalam terutama dari sisi akidah, perbedaan di antara keduanya ibarat minyak dan air. Sehingga tidak mungkin disatukan..

Syiah menurut etimologi bahasa arab bermakna pembela dan pengikut seseorang, selain itu juga bermakna setiap kaum yang berkumpul diatas suatu perkara. (Tahdzibul Lughah, 3/61 karya Azhari dan Taajul Arus, 5/405, karya Az-Zabidi)

Adapun menurut terminologi syariat, syiah bermakna mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib lebih utama dari seluruh sahabat dan lebih berhak untuk menjadi khalifah kaum muslimin, begitu pula sepeninggal beliau (Al-Fishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal karya Ibnu Hazm)
Copyright 2010@All Rights Reserved By Abu Rumaisha
a
h
s
i
a
m
u
R
u
b
A