Hadirilah !!!
Kajian Islam Ilmiyah Bersama Al-Ustadz Luqman Ba’abduh Hafizhahullaahu Ta’aala wa ra’aahu (Pengasuh Ma’had As-Salafy Jember Jawa Timur)
Jadwal:
# Kajian Manhaj : KAIDAH-KAIDAH SEORANG MUSLIM DALAM MENSIKAPI FITNAH PADA MASANYA.
Tempat Ma’had Al-Manshuroh Landasan Ulin Banjarbaru (Jl. Kawamara II No. 03 Rt. 04 Rw. 02 Komplek Adhi Upaya Landasan Ulin Banjarbaru Kal-Sel) :
Sesi I: Malam Sabtu 17 Jumadats Tsaniyah 1432H (20 Mei 2011)
Sesi II : Sabtu 17 Jumadats Tsaniyah 1432H (21 Mei 2011) Ba’da Shubuh (Pukul 06.00 Wita)
Sesi III : Sabtu 17 Jumadats Tsaniyah 1432H (21 Mei 2011) Pukul 09.00 Wita
Sesi IV : Sabtu Pukul 17 Jumadats Tsaniyah 1432H (21 Mei 2011) 10.30 Wita
18 Mei 2011
KAJIAN ISLAM ILMIYAH BERSAMA AL-USTADZ LUQMAN BA’ABDUH HAFIZHAHULLAH
17 Mei 2011
Kita Tidak Mungkin Bersatu dengan Allah !!!
Membedah Kekeliruan Kaum Sufi
dalam Memahami Hadits Wali
disusun oleh

A. Pengantar
Sesungguhnya membela kemurnian agama dan membantah para ahli bid’ah dengan argumen dan hujjah merupakan kewajiban yang amat mulia dan landasan utama dalam agama. Oleh karenanya, para ulama salafush shalih lebih mengutamakannya daripada ibadah sunnah, bahkan mereka menilai bahwa hal tersebut merupakan jihad dan ketaatan yang sangat utama.
16 Mei 2011
Ahmad Sarwat, Al-Buuthiy, dan Al-Albaaniy
Dalam salah satu artikel di situs “Warna Islam”, Al-Ustadz Ahmad Sarwat, Lc. pernah memberikan jawaban atas satu pertanyaan yang diajukan terkait buku yang ditulis Dr. Muhammad Sa’iid Ramadlan Al-Buuthiy yang berjudul Al-Laa Mazhabiyah, Akhtharu Bid'atin Tuhaddidu As-Syariah Al-Islamiyah. Pertanyaan tersebut fokus pada bahasan anti madzhab yang dilayangkan Dr. Al-Buuthiy kepada Asy-Syaikh Al-Albaaniyrahimahullah. Ya, Dr. Al-Buuthiy telah menuduh Asy-Syaikh Al-Albaaniy sebagai tokoh anti madzhab masa kini. Madzhab paling merusak, katanya.
Bagi orang yang akrab dengan kitab-kitab Asy-Syaikh Al-Albaaniy atau fatwa dan ceramah beliau (mis : serial kaset Silsilatul-Hudaa wan-Nuur, atau yang lainnya), tentu tahu kebathilan tuduhan ini. Namun sungguh disayangkan kali ini bahwa seorang ustadz Ahmad Sarwat, Lc. yang biasanya kritis, tiba-tiba merubah perannya menjadi seorang muqallid. Beliau menelan begitu saja perkataan Dr. Al-Buuthiy tanpa pertimbangan tatsabbut atau tabayyun. Padahal, bahan-bahan yang dapat beliau telaah dari kitab-kitab Asy-Syaikh Al-Albaniy tersebar di berbagai media. Dan sekali lagi disayangkan…….. beliau enggan untuk memperhatikannya.
15 Mei 2011
Al-Qur'an Untuk Orang hidup, Bukan Orang Mati
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,
Para sahabat
berlomba-lomba untuk mengamalkan perintah-perintah
Al-Qur'an dan meninggalkan larangan-larangannya.
Karena itu mereka menjadi bahagia di dunia maupun di akhirat. Ketika
umat Islam meninggalkan ajaran-ajaran Al-Qur'an, dan hanya menjadikannya bacaan
untuk orang-orang mati, di mana mereka membacakannya di kuburan dan ketika
ta'ziyah , mereka ditimpa kehinaan dan perpecahan.
"Ini
adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pi-kiran."
(Shaad: 29)
Memahami Allah Maha Pemberi Rizki
Kita telah mengetahui bahwa Allah satu-satunya pemberi rizki. Rizki sifatnya umum, yaitu segala sesuatu yang dimiliki hamba, baik berupa makanan dan selain itu. Dengan kehendak-Nya, kita bisa merasakan berbagai nikmat rizki, makan, harta dan lainnya. Namun mengapa sebagian orang sulit menyadari sehingga hatinya pun bergantung pada selain Allah. Lihatlah di masyarakat kita bagaimana sebagian orang mengharap-harap agar warungnya laris dengan memasang berbagai penglaris. Agar bisnis komputernya berjalan mulus, ia datang ke dukun dan minta wangsit, yaitu apa yang mesti ia lakukan untuk memperlancar bisnisnya dan mendatangkan banyak konsumen. Semuanya ini bisa terjadi karena kurang menyadari akan pentingnya aqidah dan tauhid, terurama karena tidak merenungkan dengan baik nama Allah “Ar Rozzaq” (Maha Pemberi Rizki).
14 Mei 2011
ISLAM, Awalnya Asing dan Akan Kembali dalam Keadaan Asing
Buletin At-Tauhid Edisi III/01
Sesungguhnya umat islam telah terdampar di persimpangan jalan, mereka hidup dalam kesengsaraan yang tidak pernah disaksikan oleh sejarah islam, telah berlalu banyak krisis dan bencana yang silih berganti. Hal ini dikarenakan umat islam sekarang berada pada kondisi yang lemah dan jauh dari syariat Allah Ta’ala yang kokoh. Akibatnya kita dapatkan kaum muslimin sekarang kehilangan sebagian negeri atau harta mereka. Mereka hidup dalam keadaan bimbang, keguncangan, ketakutan dan rasa was-was.
Islam datang pada masa jahiliyah dalam keadaan asing, dan telah datang masanya di mana islam saat ini dirasakan asing oleh pemeluknya. Sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Sesungguhnya Islam dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka thuuba (beruntunglah) orang-orang yang asing” (HR Muslim).
Sesungguhnya umat islam telah terdampar di persimpangan jalan, mereka hidup dalam kesengsaraan yang tidak pernah disaksikan oleh sejarah islam, telah berlalu banyak krisis dan bencana yang silih berganti. Hal ini dikarenakan umat islam sekarang berada pada kondisi yang lemah dan jauh dari syariat Allah Ta’ala yang kokoh. Akibatnya kita dapatkan kaum muslimin sekarang kehilangan sebagian negeri atau harta mereka. Mereka hidup dalam keadaan bimbang, keguncangan, ketakutan dan rasa was-was.
Islam datang pada masa jahiliyah dalam keadaan asing, dan telah datang masanya di mana islam saat ini dirasakan asing oleh pemeluknya. Sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Sesungguhnya Islam dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka thuuba (beruntunglah) orang-orang yang asing” (HR Muslim).
9 Mei 2011
Lebih Dekat Dengan Salaf
“Barangsiapa yang mentaati Rasul, maka ia telah mentaati Allah.”(QS. An-Nisa: 80)
Tak kenal maka tak sayang. Ungkapan ini sangat memasyarakat di negeri kita. Namun apa hubungannya ungkapan tersebut dengan judul di atas? Insyaallah kaitannya akan coba dipaparkan kemudian dalam tulisan ini.
Sebagian orang mungkin pernah mendengar kata salaf atau salafi dengan pemaknaan yang bisa jadi beragam. Apakah anda termasuk yang bereaksi sinis ketika membaca atau mendengar kata salaf atau salafi?
Jika iya, mari coba singkirkan sejenak persepesi negatif anda tentang salaf yang mungkin hanya berdasarkan pada pemikiran yang tidak berlandaskan ilmu sama sekali. Akan sangat baik jika sebelum melangkah ke pembahasan awal, kita terlebih dahulu memohon kepada Allah ta’ala agar Dia memberikan hidayah-Nya kepada kita dan membuka mata hati kita hingga seselesainya membaca tulisan ini sampai akhir.
Tak kenal maka tak sayang. Ungkapan ini sangat memasyarakat di negeri kita. Namun apa hubungannya ungkapan tersebut dengan judul di atas? Insyaallah kaitannya akan coba dipaparkan kemudian dalam tulisan ini.
Sebagian orang mungkin pernah mendengar kata salaf atau salafi dengan pemaknaan yang bisa jadi beragam. Apakah anda termasuk yang bereaksi sinis ketika membaca atau mendengar kata salaf atau salafi?
Jika iya, mari coba singkirkan sejenak persepesi negatif anda tentang salaf yang mungkin hanya berdasarkan pada pemikiran yang tidak berlandaskan ilmu sama sekali. Akan sangat baik jika sebelum melangkah ke pembahasan awal, kita terlebih dahulu memohon kepada Allah ta’ala agar Dia memberikan hidayah-Nya kepada kita dan membuka mata hati kita hingga seselesainya membaca tulisan ini sampai akhir.
8 Mei 2011
Keutamaan Malam Seribu Bulan
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang dimuliakan Allah. Allah
menamainya dengan Lailatul Qadar, menurut sebagian pendapat, karena pada malam
itu Allah mentakdirkan ajal, rizki dan apa yang terjadi selama satu tahun dari
aturan-aturan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hal ini sebagaimana Allah Subhanahu Wa
Ta’ala firmankan:
Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (Ad Dukhan: 4)
Di dalam ayat tersebut Allah menamai Lailatul Qadar karena sebab tersebut. Menurut pendapat lain, disebut malam Lailatul Qadar karena malam tersebut memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Allah menyebutnya sebagai malam yang berkah, sebagaimana firman-Nya:
Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesunggunhnya kami-lah yang memberi peringatan. (Ad Dukhan: 3)
Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (Ad Dukhan: 4)
Di dalam ayat tersebut Allah menamai Lailatul Qadar karena sebab tersebut. Menurut pendapat lain, disebut malam Lailatul Qadar karena malam tersebut memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Allah menyebutnya sebagai malam yang berkah, sebagaimana firman-Nya:
Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesunggunhnya kami-lah yang memberi peringatan. (Ad Dukhan: 3)
Tawassul Yang Di Syari'atkan
Allah berfirman,
Qatadah berkata, "Dekatkanlah dirimu kepadaNya, dengan keta'atan dan amal yang membuatNya ridha."
Tawassul yang disyari'atkan adalah tawassul sebagaimana yang diperintahkan oleh Al-Qur'an, diteladankan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dan dipraktekkan oleh para sahabat.
Di antara tawassul yang disyari'atkan yaitu:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah
jalan yang mendekatkan diri KepadaNya." (Al-Maa'idah: 35)
Qatadah berkata, "Dekatkanlah dirimu kepadaNya, dengan keta'atan dan amal yang membuatNya ridha."
Tawassul yang disyari'atkan adalah tawassul sebagaimana yang diperintahkan oleh Al-Qur'an, diteladankan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dan dipraktekkan oleh para sahabat.
Di antara tawassul yang disyari'atkan yaitu:
- Tawassul
dengan iman:
Seperti yang dikisahkan Allah dalam Al-Qur'an tentang hamba-Nya yang bertawassul dengan iman mereka.
6 Mei 2011
Mereka Tidak Bisa Membedakan Antara Salafi dan Teroris
BENARKAH MEREKA TIDAK BISA MEMBEDAKAN ANTARA SALAFI DAN TERORIS DI ERA KETERBUKAAN INFORMASI INI
[SEBUAH JAWABAN SINGKAT UNTUK BPK. AGUS MAFTUH ABEGEBRIEL , PROF. SAID AGIL SIROJ (Ketua NU berpaham SYI’AH), SYAIKH IDAHRAM dan METRO TV]
Allah tabaraka wa ta’ala berfirman,
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, yang mereka satu sama lain saling membisikkan perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)” [Al-An’am: 112]
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Dan perkataan Allah Ta’ala, “Mereka satu sama lain saling membisikkan perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)”, maknanya adalah mereka mengatakan kepada yang lainnya ucapan yang dihiasi (dengan kata-kata yang menipu), sehingga membuat orang bodoh yang mendengarnya tertipu.” [Tafsir Ibnu Katsir, 3/321
5 Mei 2011
Dari mana asalnya "NUR MUHAMMAD"...?
Ada kemiripan faham "Nur Muhammad" dalam Tasawuf, "Firman" dalam Injil Yohanes, dan "Logos" dalam Filsafat Neo Platonisme.
Injil Yohanes 1 : 1-14 mengutip ajaran logos ini, menurut pengertian Heraklitus, Stoa dan Platonis, isi kalimatnya sebagai berikut :
"Maka awal pertama adalah logos dan logos itu bersama-sama denganAllah. Logos juga Allah dan segala sesuatu dijadikan olehnya, segala suatu yang telah terjadi. Dan logos itu telah menjadi Manusia dan tinggal bersama kita"
Injil Yohanes 1 : 1-14 mengutip ajaran logos ini, menurut pengertian Heraklitus, Stoa dan Platonis, isi kalimatnya sebagai berikut :
"Maka awal pertama adalah logos dan logos itu bersama-sama denganAllah. Logos juga Allah dan segala sesuatu dijadikan olehnya, segala suatu yang telah terjadi. Dan logos itu telah menjadi Manusia dan tinggal bersama kita"
4 Mei 2011
Penjelasan Mengenai Larangan Melakukan Perjalanan Jauh Untuk Ngalap Berkah dan Ziarah dari Kitab Aunul Ma'bud
Sebagaimana diketahui bahwa Rasulullah telah bersabda :
((لا تُشد الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد)) رواه البخاري ومسلم، وفي رواية عند مسلم ((لا تشدوا))
Artinya:” tidaklah suatu perjalanan (rihal) diadakan, kecuali ke salah satu dari tiga masjid” diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dan Pada Riwayat lain “Janganlah kalian mempersiapkan perjalanan (bersafar)”
Namun pemahaman hadits ini dipertentangkan oleh para Ulama. Kita memang harus memaklumi bahwa setiap ulama yang telah memenuhi syarat untuk Melakukan hal tersebut berhak untuk berfatwa dalam hal ini.
Sebelumnya saya tegaskan bahwa larangan ini berlaku untuk orang yang safar semata-mata dengan tujuan untuk Tabarruk dan atau ziarah
Jimat Menurut Islam
At Tauhid edisi VII/15
Oleh: Ndaru Triutomo
Bagi masyarakat Indonesia jimat bukan sesuatu yang asing. Dari rakyat kecil sampai orang kaya pun menggunakannya. Mereka gantungkan urusan mereka kepada jimat. Sebagai agama yang telah sempurna, Islam telah menerangkan kepada kita bagaimana menyikapinya.
Pernyataan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tentang tuduhan PENGKAFIRAN.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata:
"Saya tidak menghukumi kafir seorang muslim karena melakukan suatu dosa. Saya juga tidak menghukumi dia telah keluar dari lingkaran Islam". (Ad-Durar As-Sunniyah, I/32)
"Tuduhan kalian bahwa kami suka mengkafirkan kaum muslimin sama sekali tidak benar. Kami tidak pernah mengkafirkan kaum muslimin. Yang kami kafirkan hanyalah orang-orang musyrik ". (Mu'allafat as Syaikh , bagian V, 189)
"Tuduhan kalian bahwa saya mengkafirkan semua manusia, kecuali orang yang mengikuti saya dan saya menuduh bahwa pernikahan mereka tidaklah sah. Saya benar-benar heran, bagaimana hal itu bisa masuk dalam pikiran orang yang berakal." (Ad-Durar As-Sunniyah, I/80)
2 Mei 2011
Penjelasan Tentang Habib Dan Sikap Kita Terhadapnya
Ustadzuna dzulqornain ana ingin menyakan beberapa hal tentang habib::
1. bagaimana pandangan Quran dan Sunnah tentang kehabiban… sedangkan yg ana tau dalam hadits.. bahwa berlebihan dalam nasab tdk boleh akan tetapi menjelek2kan nasab seseorang jg tdk boleh.. jadi “BAGAIMANA SIKAP KITA AHLUSSUNNAH JIKA BERJUMPA DENGAN HABIB”
2. Lalu.. antum sudah lama di Yaman tentunya.. ana mau bertanya tentang kondisi Habib Umar bin Hafidz apakah beliau lurus manhajnya ataukah menyimpang dari kaidah ahlussunnah wal jama’ah.. dan bagaimana dengan Ma’had Habib tersebut di Yaman.. apa nasehat antum??
itu saja dulu ustadz.. semoga Allah ta’ala memberikan kesehatan buat antum untuk selalu mendakwahkan Al Haq
Jazakumullah khoiron katsirn.. Barokallahufiikum
Pertanyaan di atas dijawab oleh Al ustad Abu Muhammad dzulqarnain (makassar) 14-1-2011 di milis nashihah
Bismillah,
Pertama, Habib secara bahasa adalah orang yang dicinta. Bentuk fa’il bermakna maf’ul.
Kedua, cinta kepada orang-orang yang Shalih adalah hal yang baik, berdasarkan firman Allah, “Orang-orang yang saling mencintai pada hari itu, sebagian mereka adalah musuh bagi sebagian yang lainnya kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Az-Zukhruf: 67)
Memahami Ibadah, Rukun-rukun dan Syarat-syaratnya
Oleh: Abu Ammar al-Ghoyami

Kita bisa mengetahui sesuatu itu dicintai dan diridhoi oleh Alloh subhanahu wata’ala adalah dari disyari’atkannya amalan tersebut oleh Alloh azza wajalla maupun oleh Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam. Bila suatu amalan disyari’atkan oleh Alloh subhanahu wata’ala atau oleh Rosul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam menunjukkan amalan tersebut dicintai dan diridhoi oleh-Nya. Sebaliknya bila tidak disyari’atkan maka berarti amalan tersebut pun tidak dicintai dan tidak pula diridhoi.[1]
Ucapkanlah Salam, Jawablah Salam
Penyusun: Ummu Aiman
Muraja’ah: Ustadz Aris Munandar
Saudariku, betapa banyaknya umat muslim yang berpaling dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kemudian menggantinya dengan kebiasaan orang-orang kafir. Lihatlah bagaimana kebiasaan mereka dalam berpakaian, berkata, tata cara makan, dan pola pikir yang sangat jauh dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam namun mirip kebiasaan orang-orang kafir.
Pembaca yang budiman, tidakkah kita pernah mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dalam golongan kaum tersebut.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Muraja’ah: Ustadz Aris Munandar
Saudariku, betapa banyaknya umat muslim yang berpaling dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kemudian menggantinya dengan kebiasaan orang-orang kafir. Lihatlah bagaimana kebiasaan mereka dalam berpakaian, berkata, tata cara makan, dan pola pikir yang sangat jauh dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam namun mirip kebiasaan orang-orang kafir.
Pembaca yang budiman, tidakkah kita pernah mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dalam golongan kaum tersebut.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Langganan:
Postingan (Atom)